Membangun Kebiasaan Baru Bersama Atomic Habit

Judul Buku : Atomic Habits

Penulis : Gramedia Pustaka Utama

Penerbit : James Clear

doc. pribadi

*Blurb*

Sebuah sistem revolusioner untuk menjadi 1 persen lebih baik setiap hari

Orang mengira ketika Anda ingin mengubah hidup, Anda perlu memikirkan hal-hal besar. Namun pakar kebiasaan terkenal kelas dunia James Clear telah menemukan sebuah cara lain. Ia tahu bahwa perubahan nyata berasal dari efek gabungan ratusan keputusan kecil—dari mengerjakan dua push-up sehari, bangun lima menit lebih awal, sampai menahan sebentar hasrat untuk menelepon.

Ia menyebut semua tadi atomic habits.

Dalam buku terobosan ini, Clear pada hakikatnya mengungkapkan bagaimana perubahan-perubahan sangat remeh ini dapat tumbuh menjadi hasil-hasil yang sangat mengubah hidup. Ia menyingkap beberapa trik sederhana dalam hidup kita (seni Menumpuk Kebiasaan yang terlupakan, kekuatan tak terduga Aturan Dua Menit, atau trik untuk masuk ke dalam Zona Goldilocks), dan menggali ke dalam teori psikologi dan neurosains paling baru untuk menerangkan mengapa semua itu penting. Dalam rangka itu, ia menceritakan kisah-kisah inspiratif para peraih medali emas Olimpiade, para CEO terkemuka, dan ilmuwan-ilmuwan istimewa yang telah menggunakan sains tentang kebiasaan-kebiasaan kecil untuk tetap produktif, tetap termotivasi, dan bahagia.

Perubahan-perubahan kecil ini akan mendatangkan pengaruh revolusioner pada karier Anda, hubungan pribadi Anda, dan hidup Anda.

“Sebuah buku yang luar biasa praktis dan bermanfaat.”

_Mark Manson, pengarang The Subtle Art of Not Giving A F*ck

“James Clear telah meluangkan waktu bertahun-tahun untuk mengasah seni ini mempelajari sains tentang kebiasaan. Buku yang menarik dan menurut partisipasi ini merupakan panduan yang Anda butuhkan untuk membongkar rutinitas buruk dan menciptakan kebiasaan-kebiasaan baik.”

_Adam Grant, pengarang Originals

Atomic Habits adalah sebuah manual selangkah demi selangkah untuk mengubah kebiasaan.”

_Books of the Month, Financial Times

“Sebuah buku khusus yang akan mengubah cara Anda mengisi hari dan menjalani hidup.”

_Ryan Holiday, pengarang buku bestseller

***

Seperti biasa, bloger yang bukan penganut tren atau sesuatu yang tengah viral ini kerap menemukan momen waktu tersendiri dalam menikmati suatu hal. Dalam hal ini membaca buku pastinya. Yeah, Atomic Habits. Setelah berbondong-bondong orang, para influencer, reviewer, dan pembaca lain menikmati isi buku yang telah dinobatkan sebagai buku Mega Best Seller serta sejak terbitan pertamanya di tahun 2018, bloger baru bisa ikutan “mengecap” manfaat dari buku bersampul dasar putih ini.

Dengan keyakinan bahwa membaca review orang lain adalah sebuah tindakan pengkhianatan pada kesan pertama dari membaca sebuah buku, bloger nyaris tak pernah membaca review orang lain sebelum membaca buku yang dimaksud. Takut juga kalau tak sengaja mengetahui spoiler terlalu banyak. Ini bisa mengurangi rasa penasaran bloger pada buku tersebut. Walaupun pada kenyataannya, setelah sempat melakukan obrolan ringan akan suatu buku tertentu, bloger justru semakin penasaran untuk membaca buku tersebut. Dengan catatan, bloger tak ingin sampai obrolan itu membuka spoiler terlalu banyak. Apalagi kalau ada plot twist. Bloger akan langsung mengganti topik obrolan. Rasa penasaran ini penting bagi bloger untuk terus tertarik pada suatu hal.

Jadi, apa itu Atomic Habits?

Ya, ini adalah buku yang membahas tentang cara menerapkan kebiasaan baru agar kita bisa berprogres ke arah lebih baik, minimal 1% setiap harinya.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa kebanyakan dari kita merasa kesulitan ketika ingin menerapkan kebiasaan baru. Padahal jelas-jelas tahu akan potensi kebaikan yang dihasilkan. Namun, faktanya memang tak semua orang bisa bertahan pada proses yang dilalui. Parahnya, mungkin ada yang baru membayangkannya saja sudah merasa berat. Contoh untuk kasus bloger, bloger tahu melatih kemampuan menulis setiap harinya dan mengikuti ragam ajang perlombaan bisa meningkatkan kualitas tulisan hingga mungkin menjadi jam terbang tersendiri. Tapi kenyataannya bloger masih kerap digelayuti perasaan malas itu sendiri. Tak usah jauh-jauh, akibat kemalasan yang menggunung, sepanjang tahun lalu (2023) bloger sama sekali absen dalam menulis testimoni di blog ini. Dampaknya, tahun ini bloger punya begitu banyak utang tulisan. Oke, mari dicicil satu per satu.

Baca juga : Mengenal Karakter Manusia Ala Surrounded by Idiots

Kembali pada isi buku yang ditawarkan oleh Om Clear ini. Beliau menawarkan 4 poin besar bagaimana menciptakan kebiasaan baru yang berdampak untuk kehidupan.

Pertama, make it obvious ( menjadikannya terlihat/terukur/jelas ). Kedua, make it attractive ( menjadikannya menarik ). Ketiga, make it easy ( menjadikannya mudah ), dan terakhir make it satisfying ( menjadikannya memuaskan/menyenangkan ).

Sebelum membedah setiap poinnya, bloger ingin menyampaikan keunikan pengalaman saat membaca buku ini. Yakni, bloger dibuat flashback ke masa lampau, di mana waktu itu baru awal-awal diri sendiri berusaha melakukan hal-hal baru. Sebagai individu awam dan pastinya mageran, saat itu bloger mencoba untuk menuliskan hal-hal yang perlu dilakukan selama sepekan. Sebenarnya ini didorong oleh kegiatan komunitas yang cukup padat. Menjadikan diri sendiri perlu mencatat hal-hal terkait pribadi, sekolah, dan komunitas yang perlu ditunaikan. Ini bertujuan agar kesemuanya berjalan dengan seimbang dan baik saja. Catatan tersebut juga membantu bloger dalam melihat keurgensiannya, sehingga tahu mana yang harus didahulukan. Dari catatan tersebut, hal yang berhasil ditunaikan akan bloger coret dengan bolpoin dengan tinta merah.

Hal kecil yang sekilas tampak sepele, tapi mengamini kalimat menarik dari dalam buku yang berbunyi, “Ketika apa pun terkesan tak ada gunanya, saya sengaja pergi menyaksikan tukang batu mengayunkan martil ke sebongkah batu cadas, mungkin sampai seratus kali, tanpa menghasilkan satu retakan pun pada cadas itu. Namun, pada hantaman yang keseratus satu kali cadas itu terbelah menjadi dua, dan saya tahu bukan hantaman terakhir yang menyebabkannya, melainkan semua hantaman yang dilakukan sebelumnya.”

Efek saat itu, yakni terselesaikannya tugas-tugas yang perlu dilakukan. Namun, efek berkepanjangan yang belakangan bloger sadari adalah bloger jadi terlatih untuk menyortir hal-hal apa saja yang menjadi prioritas dalam hidup. Kemudian mengategorikan hal-hal lainnya berdasarkan tingkat keurgensiannya. Bedanya di fase sekarang, bloger tidak lagi menggunakan buku kecil sebagai catatan tugas-tugas yang perlu dilakukan. Beberapa hal yang menduduki prioritas nomor wahid, akan langsung terpatri di kepala. Sisanya akan tertanam di memori dengan urutan tersendiri. Ini agak sulit dijelaskan, tapi hal ini terjadi begitu saja. Kalau dianalogikan sebuah program dalam komputer, semua ini sudah terprogram begitu saja. Jadi, ketika momen yang sama atau serupa menghampiri, secara otomatis program akan berjalan dengan sendirinya. Meski untuk kasus-kasus tertentu, bloger tetap menggunakan catatan. Seperti dalam pekerjaan, bloger akan tetap mencatat hal-hal apa saja yang sudah, belum, dan akan dilakukan. Ini memudahkan bloger dalam meringankan kerja otak.

Nah, lantas bagaimana sih kalau mau mencoba melakukan kebiasaan baru berdasarkan buku Om Clear ini?

Bloger akui metode yang ditawarkan Om Clear dalam buku ini lebih mudah ketimbang cara bloger dulu. Masuk di poin yang pertama, ada make it obvious ( menjadikannya terlihat/terukur/jelas ). Ini asyiknya menggunakan contoh, ya. Misal tahun ini bloger ingin hidup lebih sehat. Bagaimana? Apa Sobat Readers ada bayangan, kira-kira apa yang bloger lakukan untuk mewujudkan kebiasaan hidup lebih sehat? Belum, ya. Itu memang masih sangat umum. Mari menjadikannya terlihat/terukur/jelas. Bagaimana kalau kebiasaan hidup sehat yang akan bloger lakukan adalah jogging sepekan sekali? Sekarang tertakar, ya.

Baca juga : The Joy of Missing Out

Masuk pada fase kedua, make it attractive ( menjadikannya menarik ). Bagaimana membuat jogging sepekan sekali tadi menjadi suatu hal yang menarik? Di sini, bloger punya kesenangan untuk mendengarkan lagu-lagu bernada mellow. Atau lagu-lagu dengan tempo lambat. Bisa dibilang juga lagu akustik. Nah, bloger punya ide untuk mengawinkan dua kegiatan tersebut. Jadi, jogging sembari mendengarkan lagu-lagu akustik. Dan setelah dilakukan, rasanya begitu menyenangkan. Pagi hari di mana udara terasa masih segar dan semangat menghadapi hari baru masih bergelora disambut lagu-lagu favorit ternyata menjadi aksi healing tersendiri bagi bloger. Dalam kediaman, bloger bisa sembari berkontemplasi mengilas balik peristiwa-peristiwa hidup sendiri akhir-akhir ini.

Bergeser ke poin ketiga, ada make it easy ( menjadikannya mudah ). Agar kegiatan jogging sepekan sekali ini tak menjadi momok mingguan, maka bloger mengambil tempat yang dekat dengan rumah. Di sini, bloger memilih lokasi bandar udara. Kondisinya di akhir pekan pagi hari cukup lengang. Ada beberapa orang juga yang olahraga, tapi masih sangat kondusif untuk mencari ketenangan. Selain itu, bloger juga tak mengharuskan diri mengenakan kostum yang instagramable, sepatu olahraga mahal, dan hal-hal lainnya yang menyulitkan. Lantaran tujuan dari mencipta kebiasaan ini adalah untuk berolahraga, maka bloger cukup mengenakan kaos dan celana trening yang dipunya saja. Sepatu olahraga bahkan lungsuran dari almarhum ayah.

Untuk larinya sendiri, bloger tak mewajibkan diri untuk berlari sekencang-kencangnya serta sebanyak-banyaknya hingga peluh menetes di sana-sini. Tidak. Cukup berlari semampunya saja. Itu pun dengan lari kecil saja. Dalam hal ini, bloger memutuskan 3 kali putaran berlari kecil dan 3 putaran untuk jalan kaki sebagai pendinginan. Bisa mempertahankan jumlah ini setiap pekan saja sudah bagus. Yang penting, ketika belum bisa menambah jumlah putaran, jangan sampai turun jumlah putaran juga. Stay di angka aman. Toh, kebiasaan ini bukan ingin menjadikan bloger sebagai atlet lari. Jadi, menentukan sesuai kemampuan fisik yang dimiliki sudah bagus.

Fase keempat adalah make it satisfying ( menjadikannya memuaskan/menyenangkan ). Usai menunaikan siksaan kebiasaan baru, bloger akan memanjakan diri dengan membaca buku berteman kafein setelah mandi dan sarapan. Sungguh, ini sangat menyenangkan. Rasanya siap menghadapi masalah apa pun di dunia. Kabar gembiranya, kebiasaan jogging sepekan sekali ini sudah berjalan selama setahun lebih.

Senang bisa menikmati buku ini. Meskipun beberapa kebiasaan kecil sudah coba dipraktikkan terlebih dahulu dengan cara otodidak. Namun ketika usai membaca buku ini, jadi merasa apa yang dilakukan selama ini tervalidasi. Menariknya lagi, metode dari Om Clear ini bisa diterapkan untuk segala bidang.

Bayangkan saja, daripada Sobat Readers menerapkan banyak hal sekaligus demi cepat mendapatkan hasil, cara Atomic Habits ini jauh lebih ringan. Hanya dengan menargetkan 1% lebih baik setiap harinya, Sobat Readers memiliki peluang mencapai 37 kali lebih baik dalam setahun. Yang penting bertahan di prosesnya agar hasil terbaik juga bisa didapatkan. Dengan kata lain, cara yang ditawarkan Om Clear ini menjadikan pembacanya untuk menikmati proses sedikit demi sedikit dalam menghadapi hal baru.

Bukankah agama Islam khususnya pun menganjurkan untuk menitikberatkan pada ikhtiar atau usaha ketimbang hasil? Sebab, pada hakikatnya hasil adalah kuasa Tuhan.

Baca juga : Niksen

Atomic habit ini buku yang cocok menemani Sobat Reader yang hendak membentuk kebiasaan baru. Tak harus langsung selesai baca, Sobat Readers bisa membacanya sembari mempraktikkan teori-teori ringan di dalamnya. Sebab, buku sebagus apa pun, ketika kita sebagai pembaca tak mengamini ragam hal di dalamnya, maka itu hanya sekadar kumpulan omong kosong belaka. Maka itulah kenapa kita perlu menemukan buku yang membuat diri jatuh cinta. Bagaimana, Sobat Readers sudah mulai kepikiran untuk membangun kebiasaan baik seperti apa, nih?

Akhir kata, selamat berkencan dengan buku keren ini.

NB : Sobat Readers bisa cek harga bukunya di sini 😉

Follow juga akun IG @mitoreadbooks buat dapet teman baca✨️

Desa Ngapak, 2024年4月6日

NIKSEN

Judul Buku : Niksen

Penulis : Olga Mecking

Penerbit : Bentang Pustaka

doc. pribadi

*Blurb*

Orang-orang Belanda termasuk yang paling bahagia di dunia. Rahasia mereka? Mereka adalah ahli niksen, yaitu sebuah seni tidak melakukan apa-apa.

Niksen bukanlah suatu bentuk meditasi, juga bukan kondisi kemalasan atau kebosanan. Mempraktikkan niksen bukan dengan berhenti menelusuri media sosial atau bertanya-tanya apa yang akan Anda masak untuk makan malam. Namun, membuat pilihan sadar untuk duduk kembali, melepaskan beban, dan tidak melakukan apa pun.

Didukung dengan saran dari para ahli terkemuka dunia tentang kebahagiaan dan produktivitas, buku ini membahas sains yang mendasari di balik niksen dan bagaimana melakukan lebih sedikit sering kali dapat menghasilkan lebih banyak.

***

Bloger curiga niksen ini adalah kata lain dari melamun. Sebuah aktivitas yang sempat bloger rindukan kala di perantauan. Bloger pikir, karena tempat rantauan terakhir itu adalah negara dengan mobilitas dan penghargaan waktu yang tinggi, sehingga waktu barang semenit dua menit sangatlah terasa berharga. Sampai-sampai ingin rasanya punya waktu khusus untuk melamun. Kala itu, jelas bloger sama sekali tak tahu bahwa aktivitas sederhana ini ternyata memiliki pengaruh positif terhadap diri. Bahkan kondisi kejiwaan diri. Yang bloger tahu, saat itu fisik ini terasa lelah dengan rutinitas yang ada, jadi melakukan aktivitas melamun sebagai pelepas lelah itu rasanya cocok sekali. Hanya saja, selalu ada saja yang mengganggu. Entah rutinitas itu sendiri atau keharusan melakukan sesuatu pasalnya memang tak ada yang bisa diandalkan kecuali diri sendiri.

Hadirnya buku ini bahkan menegaskan bahwa tidak melakukan apa-apa ini bisa menjadi faktor yang mendukung tumbuhnya perasaan bahagia dalam diri. Kerennya, tidak hanya untuk masyarakat Indonesia, tetapi masyarakat negeri Kincir Angin ini terkenal sebagai pelaku niksen yang baik. Meskipun mereka sendiri tak sadar akan apa yang dilakukan tersebut.

Buku bersampul oranye ini ditulis oleh seorang pendatang di Belanda. Walaupun begitu, dengan jabaran terkait perilaku masyarakat asal bunga Tulip ini, bloger merasa selangkah lebih dekat dengan kebudayaan mereka. Ritme di negeri ini justru berbanding terbalik dengan negara sakura, tempat di mana bloger pernah numpang hidup selama dua tahun.

Bloger senang aktivitas yang sekilas tampak tak berguna, ternyata dipandang sebagai suatu keperluan bahkan keharusan bagi orang-orang dari belahan benua Eropa sana. Bloger yang pernah mempraktikkan niksen sembari lari pagi atau bersepeda pagi dan berhenti sejenak di pinggiran danau dekat dari rumah merasa ketagihan serta mendapatkan energi lebih baik ketika usai melakukan hal tersebut. Jika ditelaah lebih lanjut, sebenarnya kegiatan tersebut bukan niksen dalam artian yang sebenarnya. Pasalnya, di saat melamun, otak bloger praktis melanglangbuana. Sedangkan menurut Olga Mecking, niksen tidak dilakukan ketika benak melakukan aktivitas. Padahal, seringnya, ketika fisik beristirahat, otak memang spontan melakukan aktivitas.

Uniknya, membaca tulisan perempuan yang memang pekerjaan sehari-harinya menulis ini tidak hanya menyajikan sisi positif dari niksen tersebut. Ia tidak sekadar menggadang-gadang orang-orang untuk mempraktikkan niksen, tapi membuat pembaca selektif pada pilihan mereka. Benarkah niksen merupakan pilihan yang tepat untuk dipraktikkan diri sendiri saat ini? Dengan kondisi rutinitas yang dilakukan juga tempat seperti apa yang sekiranya nyaman untuk melakukan niksen.

Buku ini memiliki tebal sebanyak 201 halaman saja. Bentuk tulisannya pun cukup nyaman bagi mata. Dan bagian akhir adalah bagian yang paling menyenangkan dari membaca buku ini. Bloger berharap, Sobat Readers juga bisa menemukan titik nyaman dalam hidup. Dan barangkali dengan membaca buku ini merupakan salah satu ikhtiar pencariannya.

Bagaimana? Sudahkah Sobat Readers menemukan metode pelepas stress yang efektif dalam menjalani hidup?

Selamat membaca! (^_^)

NB : Sobat Readers bisa cek harga bukunya di sini 😉

Follow juga akun IG @mitoreadbooks buat dapet teman baca✨️

Cilacap, 2021年9月13日

YES TO LIFE

Judul Buku     : Yes To Life

Penulis            : Viktor E. Frankl

Penerbit          : Noura Publishing

doc. pribadi

 

*Blurb*

 

Sebuah masterpiece yang ditemukan kembali di anatara tumpukan karya-karya monumental Viktor Frankl, melengkapi karya fenomenalnya, Man’s Search for Meaning.

Saya letih tak terkira, sedih tak terkira, kesepian tak terkira…. Di kamp kamu merasa sudah mencapai titik terendah dalam hidup. Lalu saat kembali pulang kamu menyaksikan segala sesuatu yang kamu coba pertahankan telah hancur…. Saat kamu menjadi manusia lagi, kamu bisa tenggelam bahkan lebih dalam ke sumur penderitaan yang tak berdasar. Kalau aku tidak memiliki sikap positif sekuat karang ini terhadap kehidupan, jadi apa aku selama pekan-pekan terakhir, atau bahkan selama berbulan-bulan di kamp konsentrasi?

(Surat Viktor Frankl pada sahabatnya, Wilhelm dan Stepha Borner)

Viktor E. Frankl, dikenal sebagai pencetus Logoterapi, demikian gigih menyebarkan gagasan tentang makna hidup, kekuatan semangat manusia, dan pentingnya memeluk bahkan merayakan kehidupan ketika kita dihadapkan pada penderitaan paling suram sekalipun. Gagasan-gagasan ini antara lain disampaikan Frankl dalam serangkaian kuliah umum di Wina, Austria, hanya beberapa bulan setelah dia dibebaskan dari kamp konsetrasi Nazi. Buku Yes to Life adalah kumpulan bahan kuliahnya itu.

***

Membaca buku ini mengingatkan bloger pada kehidupan Bahar. Sebuah tempat yang merampas hak-hak kebebasan manusia. Walaupun kehidupan Bahar sendiri tak semengerikan di kamp yang sengaja digunakan untuk merusak mental manusia tersebut.

Disamping itu, buku ini pun sedikit berkontribusi menambah kadar stres pada diri sendiri. Terlebih jika momen membacanya tidak tepat. Misal, disela-sela waktu yang terburu. Sebelum membacanya, paling tidak Sobat Readers harus memiliki ketenangan terlebih dahulu. Ini agar manfaat yang disampaikan oleh penulis bisa lebih maksimal.

Yang unik, melalui pemikirannya, bloger seolah diajak untuk berkenalan dengan hikmah. Di mana kita sebagai manusia bisa mengambil sisi positif dari setiap kejadian yang dialami dalam hidup. Tak terkecuali dari kehidupan pahit sekalipun.

Dari buku ini, alih-alih merasa mentalnya merosot dikarenakan desakan kekejaman yang diterima, sang dokter justru melihat peluang untuk menumbuhkan harapan positif. Dan berusaha bagaimana menemukan cara agar seseorang mampu memperoleh sebuah makna kehidupannya sendiri. Jadi, daripada bertanya kenapa harus aku yang mengalami peristiwa tragis, sedih, dan tak menyenangkan seperti ini? Lebih baik mencari tahu apa yang kehidupan inginkan dariku atau apa yang harus aku pelajari dari segala kejadian pahit yang menimpa diri? Bukankah, dari secangkir kopi pun kita bisa belajar untuk menikmati kehidupan? Di mana rasa pahit masih bisa dinikmati sedemikian estetisnya. Bukan justru sesuatu yang harus apalagi wajib untuk dihindari. Walaupun pilihan tersebut akan tetap ada.

Saran bloger, membaca buku ini harus dalam keadaan sadar sepenuhnya. Sayang jika sampai nir manfaat. Dan buku ini cocok buat Sobat Readers yang menyukai, fokus, atau pun mendalami bidang psikologi. Cobalah menarik khazanah ilmu dari buku ini. Sebab, ilmunya sangat bisa diterapkan untuk kehidupan sehari-hari.

Dan, selamat membaca! (^_^)

NB : Kunjungi IG @mitorijuraganbuku dan Twitter @mitorijrgnbuku untuk info-info buku terbaru. Atau shopee.co.id/mitorijuraganbuku untuk borong buku-buku incaranmu.

Cilacap, 2021年8月22日