Menikmati Masa Kanak-Kanak Bersama Burlian Si Anak Spesial

Judul Buku : Burlian (Si Anak Spesial)

Penulis : Tere Liye

Penerbit : Republika

doc.pribadi

*Blurb*

Kau, sejak dilahirkan memang sudah berbeda, Burlian. Spesial!

Waktu melesat bagai peluru. Akhirnya aku mengerti kini, itulah cara terbaik Bapak dan Mamal menumbuhkan keyakinan dan rasa percaya diriku. Sejak kecil selalu bilang aku spesial agar aku punya pegangan setiap kali terbentur masalah.

Aku ingat, Bapak dan Mamak selalu bilang, “Kau anak yang kuat, Amelia”, agar si bungsu Amelia yang sakit-sakitan tumbuh menjadi anak yang kuat. Atau bilang kalimat, “Kau anak pemberani, Eli”, maka jadilah Ayuk Eli seorang pemberani atas banyak hal. Sedangkan pada Kak Pukat, Bapak dan Mamak selalu bilang, “Kau anak yang pintar”, dan kini jadilah Kak Pukat seorang peneliti hebat, sepintar kalimat yang selalu ia dengar sejak kecil.

“Tere Liye sangat piawai menulis dengan hati dan berkisah tentang kebaikan tanpa perlu menggurui.”

_Niam Masykuri, Editor in Chief Majalah Parents Guide

“Penggambaran detail dari penulisnya mampu membawa pembaca masuk ke dalam cerita, seolah mengalaminya sendiri.”

_Sony Gaokasak, Sutradara Film “Hafalan Shalat Delisa”

“Novel ini memotivasi kita untuk bermimpi dan terus memperjuangkan cita-cita.”

_Ratih Sanggarwati, Penulis

***

Ini merupakan satu di antara novel serial anak Mamak yang pertama kali bloger baca. Sebenarnya sudah lama ingin membaca buku yang satu ini. Apalah daya saat daftar bacaan mengular. Senang pada akhirnya bisa menuntaskan satu judul dari serial ini.

Semenjak bloger curiga bahwa penulis low profile ini menggunakan teknik pantser dalam proses karyanya, bloger semakin ingin membaca lebih banyak lagi judul buku-buku karyanya yang lain. Tentunya buku-buku penulis lain pun tetap ingin bloger baca. Bagi bloger, membaca buku dari satu penulis saja tidak cukup. Ada banyak ilmu di dunia ini dan bisa mengetahui lebih banyak hal merupakan kesenangan tersendiri. Terlebih saat paham bahwa pengetahuan diri amatlah minim. Sampai-sampai, semakin banyak jumlah buku yang dibaca, bloger justru merasa semakin bodoh.

Baca juga : Karena Rasa Penerimaan Tak Semudah Lisan Yang Berbohong

Jadi, seperti apa sih cerita si Burlian ini? Dibandingkan para penggemar setia karya dari penulis yang bernama asli Darwis ini, bloger pastilah tipe pembaca yang sangat lambat. Tak apa. Selama bloger menikmati setiap perosesnya#eaaaaa#pembelaan. Kembali ke cerita, Burlian adalah anak laki-laki yang duduk di bangku sekolah dasar. Ia tinggal di pedalaman Sumatera. Hal tersebut tercermin dari lingkungan dan kebiasaan tokoh-tokoh di dalamnya.

Kehidupan alam pedesaan Burlian sejatinya mengingatkan bloger pada masa kecil dulu. Di mana saat masih seusianya memang tengah asyik-asyiknya bermain di kebun tetangga, turun ke sungai untuk menangkap ikan atau bahkan sekadar menceburkan diri pada segarnya air yang mengalir. Kemudian, bermain permainan tradisional engklek, gobak sodor, juga permainan kasti bersama teman-teman yang begitu mengasyikkan. Bahkan di waktu-waktu tertentu, bloger pernah bermain dengan imajinasi sendiri. Seperti rumah-rumahan dengan memanfaatkan pondasi rumah yang sudah terbengkalai.

Kisah-kisah Burlian sendiri tersaji dalam judul-judul bab yang berbeda. Plotnya tidak saling berhubungan atau memiliki satu konflik utama. Ini bisa dipahami dengan membaca selesai novel ini. Bloger rasa penulis memang ingin mengajak pembaca buku ini khususnya serial ini untuk menikmati masa muda mereka. Lantas bagaimana dengan pembaca yang sudah memasuki usia dewasa? Ya, seperti yang bloger tulis di atas tadi. Bahwa mereka yang sekarang berada di fase usia lanjut akan dibawa untuk bernostalgia. Dengan catatan, masa kecil kalian bahagia#ops.

Baca juga : Bibi Gill Dan Monster Kegelapan Yang Menyertai

Selain itu, peran orang tua yang digambarkan dalam diri Bapak dan Mamak juga bisa menyentil hati pembacanya. Jujur, bloger bahkan jadi mulai memikirkan hendak menjadi sosok orangtua yang seperti apa kedepannya. Ya, kentara sekali bahwa menjadi dewasa memang sulit. Apalagi tanggung jawab terhadap anak. Meskipun di sisi lain, bloger merasa betapa senangnya bisa memiliki orangtua seperti mereka. Ketika membaca bab per babnya, itu mengingatkan bloger pada sajian cerita komik-komik dari negeri sakura. Seperti yang sudah bloger sampaikan di awal tadi, setiap bab merupakan babak cerita yang bisa berdiri sendiri. Cerita hidup Burlian sederhana tapi menyenangkan. Ya, meskipun ada bagian Burlian mencicipi bermain togel. Bukan hendak melumrahkan perbuatannya, tapi lebih kepada kronologi bagaimana perbuatan judi tersebut menarik ulur rasa penasaran si manusia agar terus ketagihan.

Kemudian di episode lain, bloger sempat terkejut akan kehadiran Nakamura-san. Sebagai orang yang pernah bersinggungan dengan hal-hal dari negara berbendera hinomaru itu, bloger jadi senyum-senyum sendiri menikmati persahabatannya dengan Burlian.

Satu hal lagi, bloger suka adegan-adegan di mana posisi Burlian terpojok. Cara bapaknya muncul bersama senapan siap membidik itu keren sekali. Perasaannya seperti momen-momen Shinichi Kudo mendapat pertolongan dari Yusaku & Yukiko Kudo. Sungguh, bapak yang pernah menyesal tak memiliki ijazah SD itu tak bisa dianggap remeh. Figurnya sebagai ayah mempesona sekali. Beruntunglah Burlian dan ketiga saudaranya memiliki sepasang orangtua luar biasa begitu.

Baca juga : SagaraS Adalah Kisah Tentang Ali

Novel ini cocok dibaca ketika santai. Cocok buat Sobat Readers yang memerlukan hiburan. Di samping itu, membaca kisah keluarga ini bisa menghangatkan hati. Seperti cerita kehidupan Ara bersama dua saudaranya (Sobat Readers pasti tahu ini judul cerita ini ‘kan?:D).

Bagian akhir novel ini pun menggemaskan. Sebagai generasi milenial yang mengonsepkan banyak hal untuk konten, bab akhir novel ini pun akan tampak aestetik jika dijadikan konten. Dan sebalnya, penulis menyisipkan kemungkinan cerita Burlian bisa berlanjut.

Semoga novel ini bisa berjodoh dengan lebih banyak anak-anak spesial di luar sana, seperti Sobat Readers sekalian. Mengutip pesan bapak Burlian di sini, otak bloger jadi mulai kembali menegaskan bahwa sejatinya diri ini begitu miskin. Sebab, anak ataupun seseorang yang kita sayangi dan segala yang mampir di hidup kita merupakan titipan dari Ilahi.

“Ah, setiap kali ada seseorang yang akan pergi…maka sejatinya yang pergi sama sekali tidak perlu dicemaskan. Dia akan menemukan tempat-tempat baru. Berkenalan dengan orang-orang baru. Melihat banyak hal. Belajar banyak hal. Dia akan menemukan petualangan di luar sana…”

Jadi, di usia berapa Sobat Readers membaca kisah menarik ini?(^_^)

NB : Sobat Readers bisa dapatkan bukunya di sini 😉

Follow akun IG @mitoreadbooks buat dapet teman baca✨️

Cilacap, 2022年8月8日

2 respons untuk ‘Menikmati Masa Kanak-Kanak Bersama Burlian Si Anak Spesial

Tinggalkan komentar