Membangun Kebiasaan Baru Bersama Atomic Habit

Judul Buku : Atomic Habits

Penulis : Gramedia Pustaka Utama

Penerbit : James Clear

doc. pribadi

*Blurb*

Sebuah sistem revolusioner untuk menjadi 1 persen lebih baik setiap hari

Orang mengira ketika Anda ingin mengubah hidup, Anda perlu memikirkan hal-hal besar. Namun pakar kebiasaan terkenal kelas dunia James Clear telah menemukan sebuah cara lain. Ia tahu bahwa perubahan nyata berasal dari efek gabungan ratusan keputusan kecil—dari mengerjakan dua push-up sehari, bangun lima menit lebih awal, sampai menahan sebentar hasrat untuk menelepon.

Ia menyebut semua tadi atomic habits.

Dalam buku terobosan ini, Clear pada hakikatnya mengungkapkan bagaimana perubahan-perubahan sangat remeh ini dapat tumbuh menjadi hasil-hasil yang sangat mengubah hidup. Ia menyingkap beberapa trik sederhana dalam hidup kita (seni Menumpuk Kebiasaan yang terlupakan, kekuatan tak terduga Aturan Dua Menit, atau trik untuk masuk ke dalam Zona Goldilocks), dan menggali ke dalam teori psikologi dan neurosains paling baru untuk menerangkan mengapa semua itu penting. Dalam rangka itu, ia menceritakan kisah-kisah inspiratif para peraih medali emas Olimpiade, para CEO terkemuka, dan ilmuwan-ilmuwan istimewa yang telah menggunakan sains tentang kebiasaan-kebiasaan kecil untuk tetap produktif, tetap termotivasi, dan bahagia.

Perubahan-perubahan kecil ini akan mendatangkan pengaruh revolusioner pada karier Anda, hubungan pribadi Anda, dan hidup Anda.

“Sebuah buku yang luar biasa praktis dan bermanfaat.”

_Mark Manson, pengarang The Subtle Art of Not Giving A F*ck

“James Clear telah meluangkan waktu bertahun-tahun untuk mengasah seni ini mempelajari sains tentang kebiasaan. Buku yang menarik dan menurut partisipasi ini merupakan panduan yang Anda butuhkan untuk membongkar rutinitas buruk dan menciptakan kebiasaan-kebiasaan baik.”

_Adam Grant, pengarang Originals

Atomic Habits adalah sebuah manual selangkah demi selangkah untuk mengubah kebiasaan.”

_Books of the Month, Financial Times

“Sebuah buku khusus yang akan mengubah cara Anda mengisi hari dan menjalani hidup.”

_Ryan Holiday, pengarang buku bestseller

***

Seperti biasa, bloger yang bukan penganut tren atau sesuatu yang tengah viral ini kerap menemukan momen waktu tersendiri dalam menikmati suatu hal. Dalam hal ini membaca buku pastinya. Yeah, Atomic Habits. Setelah berbondong-bondong orang, para influencer, reviewer, dan pembaca lain menikmati isi buku yang telah dinobatkan sebagai buku Mega Best Seller serta sejak terbitan pertamanya di tahun 2018, bloger baru bisa ikutan “mengecap” manfaat dari buku bersampul dasar putih ini.

Dengan keyakinan bahwa membaca review orang lain adalah sebuah tindakan pengkhianatan pada kesan pertama dari membaca sebuah buku, bloger nyaris tak pernah membaca review orang lain sebelum membaca buku yang dimaksud. Takut juga kalau tak sengaja mengetahui spoiler terlalu banyak. Ini bisa mengurangi rasa penasaran bloger pada buku tersebut. Walaupun pada kenyataannya, setelah sempat melakukan obrolan ringan akan suatu buku tertentu, bloger justru semakin penasaran untuk membaca buku tersebut. Dengan catatan, bloger tak ingin sampai obrolan itu membuka spoiler terlalu banyak. Apalagi kalau ada plot twist. Bloger akan langsung mengganti topik obrolan. Rasa penasaran ini penting bagi bloger untuk terus tertarik pada suatu hal.

Jadi, apa itu Atomic Habits?

Ya, ini adalah buku yang membahas tentang cara menerapkan kebiasaan baru agar kita bisa berprogres ke arah lebih baik, minimal 1% setiap harinya.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa kebanyakan dari kita merasa kesulitan ketika ingin menerapkan kebiasaan baru. Padahal jelas-jelas tahu akan potensi kebaikan yang dihasilkan. Namun, faktanya memang tak semua orang bisa bertahan pada proses yang dilalui. Parahnya, mungkin ada yang baru membayangkannya saja sudah merasa berat. Contoh untuk kasus bloger, bloger tahu melatih kemampuan menulis setiap harinya dan mengikuti ragam ajang perlombaan bisa meningkatkan kualitas tulisan hingga mungkin menjadi jam terbang tersendiri. Tapi kenyataannya bloger masih kerap digelayuti perasaan malas itu sendiri. Tak usah jauh-jauh, akibat kemalasan yang menggunung, sepanjang tahun lalu (2023) bloger sama sekali absen dalam menulis testimoni di blog ini. Dampaknya, tahun ini bloger punya begitu banyak utang tulisan. Oke, mari dicicil satu per satu.

Baca juga : Mengenal Karakter Manusia Ala Surrounded by Idiots

Kembali pada isi buku yang ditawarkan oleh Om Clear ini. Beliau menawarkan 4 poin besar bagaimana menciptakan kebiasaan baru yang berdampak untuk kehidupan.

Pertama, make it obvious ( menjadikannya terlihat/terukur/jelas ). Kedua, make it attractive ( menjadikannya menarik ). Ketiga, make it easy ( menjadikannya mudah ), dan terakhir make it satisfying ( menjadikannya memuaskan/menyenangkan ).

Sebelum membedah setiap poinnya, bloger ingin menyampaikan keunikan pengalaman saat membaca buku ini. Yakni, bloger dibuat flashback ke masa lampau, di mana waktu itu baru awal-awal diri sendiri berusaha melakukan hal-hal baru. Sebagai individu awam dan pastinya mageran, saat itu bloger mencoba untuk menuliskan hal-hal yang perlu dilakukan selama sepekan. Sebenarnya ini didorong oleh kegiatan komunitas yang cukup padat. Menjadikan diri sendiri perlu mencatat hal-hal terkait pribadi, sekolah, dan komunitas yang perlu ditunaikan. Ini bertujuan agar kesemuanya berjalan dengan seimbang dan baik saja. Catatan tersebut juga membantu bloger dalam melihat keurgensiannya, sehingga tahu mana yang harus didahulukan. Dari catatan tersebut, hal yang berhasil ditunaikan akan bloger coret dengan bolpoin dengan tinta merah.

Hal kecil yang sekilas tampak sepele, tapi mengamini kalimat menarik dari dalam buku yang berbunyi, “Ketika apa pun terkesan tak ada gunanya, saya sengaja pergi menyaksikan tukang batu mengayunkan martil ke sebongkah batu cadas, mungkin sampai seratus kali, tanpa menghasilkan satu retakan pun pada cadas itu. Namun, pada hantaman yang keseratus satu kali cadas itu terbelah menjadi dua, dan saya tahu bukan hantaman terakhir yang menyebabkannya, melainkan semua hantaman yang dilakukan sebelumnya.”

Efek saat itu, yakni terselesaikannya tugas-tugas yang perlu dilakukan. Namun, efek berkepanjangan yang belakangan bloger sadari adalah bloger jadi terlatih untuk menyortir hal-hal apa saja yang menjadi prioritas dalam hidup. Kemudian mengategorikan hal-hal lainnya berdasarkan tingkat keurgensiannya. Bedanya di fase sekarang, bloger tidak lagi menggunakan buku kecil sebagai catatan tugas-tugas yang perlu dilakukan. Beberapa hal yang menduduki prioritas nomor wahid, akan langsung terpatri di kepala. Sisanya akan tertanam di memori dengan urutan tersendiri. Ini agak sulit dijelaskan, tapi hal ini terjadi begitu saja. Kalau dianalogikan sebuah program dalam komputer, semua ini sudah terprogram begitu saja. Jadi, ketika momen yang sama atau serupa menghampiri, secara otomatis program akan berjalan dengan sendirinya. Meski untuk kasus-kasus tertentu, bloger tetap menggunakan catatan. Seperti dalam pekerjaan, bloger akan tetap mencatat hal-hal apa saja yang sudah, belum, dan akan dilakukan. Ini memudahkan bloger dalam meringankan kerja otak.

Nah, lantas bagaimana sih kalau mau mencoba melakukan kebiasaan baru berdasarkan buku Om Clear ini?

Bloger akui metode yang ditawarkan Om Clear dalam buku ini lebih mudah ketimbang cara bloger dulu. Masuk di poin yang pertama, ada make it obvious ( menjadikannya terlihat/terukur/jelas ). Ini asyiknya menggunakan contoh, ya. Misal tahun ini bloger ingin hidup lebih sehat. Bagaimana? Apa Sobat Readers ada bayangan, kira-kira apa yang bloger lakukan untuk mewujudkan kebiasaan hidup lebih sehat? Belum, ya. Itu memang masih sangat umum. Mari menjadikannya terlihat/terukur/jelas. Bagaimana kalau kebiasaan hidup sehat yang akan bloger lakukan adalah jogging sepekan sekali? Sekarang tertakar, ya.

Baca juga : The Joy of Missing Out

Masuk pada fase kedua, make it attractive ( menjadikannya menarik ). Bagaimana membuat jogging sepekan sekali tadi menjadi suatu hal yang menarik? Di sini, bloger punya kesenangan untuk mendengarkan lagu-lagu bernada mellow. Atau lagu-lagu dengan tempo lambat. Bisa dibilang juga lagu akustik. Nah, bloger punya ide untuk mengawinkan dua kegiatan tersebut. Jadi, jogging sembari mendengarkan lagu-lagu akustik. Dan setelah dilakukan, rasanya begitu menyenangkan. Pagi hari di mana udara terasa masih segar dan semangat menghadapi hari baru masih bergelora disambut lagu-lagu favorit ternyata menjadi aksi healing tersendiri bagi bloger. Dalam kediaman, bloger bisa sembari berkontemplasi mengilas balik peristiwa-peristiwa hidup sendiri akhir-akhir ini.

Bergeser ke poin ketiga, ada make it easy ( menjadikannya mudah ). Agar kegiatan jogging sepekan sekali ini tak menjadi momok mingguan, maka bloger mengambil tempat yang dekat dengan rumah. Di sini, bloger memilih lokasi bandar udara. Kondisinya di akhir pekan pagi hari cukup lengang. Ada beberapa orang juga yang olahraga, tapi masih sangat kondusif untuk mencari ketenangan. Selain itu, bloger juga tak mengharuskan diri mengenakan kostum yang instagramable, sepatu olahraga mahal, dan hal-hal lainnya yang menyulitkan. Lantaran tujuan dari mencipta kebiasaan ini adalah untuk berolahraga, maka bloger cukup mengenakan kaos dan celana trening yang dipunya saja. Sepatu olahraga bahkan lungsuran dari almarhum ayah.

Untuk larinya sendiri, bloger tak mewajibkan diri untuk berlari sekencang-kencangnya serta sebanyak-banyaknya hingga peluh menetes di sana-sini. Tidak. Cukup berlari semampunya saja. Itu pun dengan lari kecil saja. Dalam hal ini, bloger memutuskan 3 kali putaran berlari kecil dan 3 putaran untuk jalan kaki sebagai pendinginan. Bisa mempertahankan jumlah ini setiap pekan saja sudah bagus. Yang penting, ketika belum bisa menambah jumlah putaran, jangan sampai turun jumlah putaran juga. Stay di angka aman. Toh, kebiasaan ini bukan ingin menjadikan bloger sebagai atlet lari. Jadi, menentukan sesuai kemampuan fisik yang dimiliki sudah bagus.

Fase keempat adalah make it satisfying ( menjadikannya memuaskan/menyenangkan ). Usai menunaikan siksaan kebiasaan baru, bloger akan memanjakan diri dengan membaca buku berteman kafein setelah mandi dan sarapan. Sungguh, ini sangat menyenangkan. Rasanya siap menghadapi masalah apa pun di dunia. Kabar gembiranya, kebiasaan jogging sepekan sekali ini sudah berjalan selama setahun lebih.

Senang bisa menikmati buku ini. Meskipun beberapa kebiasaan kecil sudah coba dipraktikkan terlebih dahulu dengan cara otodidak. Namun ketika usai membaca buku ini, jadi merasa apa yang dilakukan selama ini tervalidasi. Menariknya lagi, metode dari Om Clear ini bisa diterapkan untuk segala bidang.

Bayangkan saja, daripada Sobat Readers menerapkan banyak hal sekaligus demi cepat mendapatkan hasil, cara Atomic Habits ini jauh lebih ringan. Hanya dengan menargetkan 1% lebih baik setiap harinya, Sobat Readers memiliki peluang mencapai 37 kali lebih baik dalam setahun. Yang penting bertahan di prosesnya agar hasil terbaik juga bisa didapatkan. Dengan kata lain, cara yang ditawarkan Om Clear ini menjadikan pembacanya untuk menikmati proses sedikit demi sedikit dalam menghadapi hal baru.

Bukankah agama Islam khususnya pun menganjurkan untuk menitikberatkan pada ikhtiar atau usaha ketimbang hasil? Sebab, pada hakikatnya hasil adalah kuasa Tuhan.

Baca juga : Niksen

Atomic habit ini buku yang cocok menemani Sobat Reader yang hendak membentuk kebiasaan baru. Tak harus langsung selesai baca, Sobat Readers bisa membacanya sembari mempraktikkan teori-teori ringan di dalamnya. Sebab, buku sebagus apa pun, ketika kita sebagai pembaca tak mengamini ragam hal di dalamnya, maka itu hanya sekadar kumpulan omong kosong belaka. Maka itulah kenapa kita perlu menemukan buku yang membuat diri jatuh cinta. Bagaimana, Sobat Readers sudah mulai kepikiran untuk membangun kebiasaan baik seperti apa, nih?

Akhir kata, selamat berkencan dengan buku keren ini.

NB : Sobat Readers bisa cek harga bukunya di sini 😉

Follow juga akun IG @mitoreadbooks buat dapet teman baca✨️

Desa Ngapak, 2024年4月6日

Ternyata Menjadi Dewasa Itu…Adalah Proses Berdamai dengan Diri Sendiri

Judul Buku : Ternyata Menjadi Dewasa Itu…

Penulis : Yoga Maulana

Penerbit : Gradien Mediatama

doc. pribadi

*Blurb*

Mungkin, beberapa orang dilahirkan dalam keadaan keluarga yang jauh dari kesempurnaan. Masa kecil yang seharusnya penuh tawa, justru terkadang terasa penuh luka. Tapi, ini akan menjadi sebuah perjuangan awal bagi kita untuk mengenal bagaimana dipaksa dewasa oleh keadaan.

***

Masih terngiang bagaimana kanak-kanaknya karakter Acha dari bacaan sebelumnya, namun kini saatnya mengganti ruang imajinasi dalam kepala menjadi ruang pemahaman baru. Postingan akun tiktok dari penulis buku ini, Yoga Maulana, malang melintang dalam timeline akun tiktok bloger. Caranya menyajikan konten yang mellow dan menyentuh, memanggil perasaan curious dalam hati bloger. Buku seperti apa gerangan yang ditulisnya?

Meski sebenarnya otak bisa sedikit menebak kemungkinan tema yang diusung, tapi sajian tulisan setiap insan memberikan nuansanya tersendiri. Selain itu, topik pengembangan diri memang terasa begitu menyenangkan bagi bloger. Tema yang selalu mengajak diri untuk berbenah. Dan tema seperti ini pula yang sangat mungkin menarik keluar satu sisi bloger yang serius atau bahkan terlalu serius bagi sebagian orang. Terserah. Karena ekspektasi dan pendapat orang-orang merupakan hal yang tak kuasa bloger cegah.

Baca juga : Semesta Luruh Semesta Tumbuh

Perjuangan. Dalam benak, bloger pun terus mencoba menebak sajian tulisan setiap kali konten pria kelahiran 1999 itu muncul di beranda. Namun, perjuangan macam apa yang dilakukannya? Tema dewasa sendiri pastinya akan menampakkan bagian-bagian sulit dalam hidup. Siapa sih yang bilang menjadi dewasa itu mudah? Bahkan—maaf—orang dengan status orang tua belum tentu bisa dikategorikan ke dalam fase ini. Tema yang barangkali bagi sebagian orang terlalu melelahkan untuk diikuti. Secara, pilihan dewasa yang cenderung dikategorikan ke dalam sisi yang sulit, kemungkinan membuat orang-orang merasa berat untuk mengikuti. Masalah sendiri saja sudah berat, ini malah mau menilik masalah berat orang lain?

Seperti kata orang, menjadi dewasa itu pilihan. Ketakutan demi ketakutan terkait dunia dewasa itu bahkan kerap menghantui. Namun, perlu Sobat Readers ketahui, baru membaca bab-bab awal saja mata ini sudah berkaca-kaca. Pasalnya, selain bloger merasa mendapat teman senasib, memori bloger dilempar kembali ke masa beberapa tahun silam. Masa di mana secara tanpa sadar, saat itulah pilihan menjadi dewasa menghampiri. Masa-masa keras dan sulit yang juga … sendirian.

Yoga Maulana sejatinya berbagi kisah hidupnya yang tak seberuntung orang lain. Dia didewasakan oleh keadaan. Sampai akhirnya masuk pada fase penerimaan. Sebagai orang yang belum lama mengenal akunnya, bloger cukup kaget dengan kesulitan yang dihadapinya. Setelah mengetahui bagaimana prosesnya untuk berdamai dengan keadaan, praktis bloger tak akan merasa sama lagi dalam melihat postingannya.

Ah, membaca kisahnya membuat bloger ingin mengajak pria asal kota Gresik ini duduk bersama sambil menyesap kopi. Berbagi rasa getir kehidupan. Mengenalkan diri bahwasanya dia punya teman senasib. Hingga saat ini bloger sendiri masih berjuang untuk menjadi dewasa. Bertahun-tahun, kisah rantau bloger juga bukan hal yang nyaman. Bloger percaya kalau tanah rantau adalah tempat untuk menempa diri guna menjadi manusia. Meskipun itu bukanlah jaminan juga.

Baca juga : What’s So Wrong About Your Self Healing

Sebagai anak perempuan pertama dalam keluarga, bloger berusaha untuk belajar berdiri di atas kaki sendiri. Menjadi wanita independent bukanlah sebuah cita-cita. Susah iya, sulit iya, nelangsa iya, dan masih banyak ketidaknyamanan yang diiyakan. Ya, setiap orang butuh untuk diakui sebagai manusia. Bukan sebagai anak dari siapa. Dan proses menuju ke sana itulah yang tak akan mungkin mudah apalagi mulus.

Jadi, membaca buku ini rasanya seperti mencoba untuk berdamai dengan kisah sendiri pula. Meski memang masalah dan kesulitannya tidak bisa disamaratakan.

Buku ini sangat bisa menjadi teman duduk Sobat Readers untuk bernostalgia pada masa-masa kurang menyenangkan. Namun, bukan untuk menjadikannya sebagai beban perasaan, tapi untuk sama-sama saling menguatkan. Bahwa tidak apa-apa punya kisah tak beruntung. Tidak apa-apa punya masalah yang rumit. Bahkan, tidak apa-apa jika dunia tidak adil kepada diri sendiri. Asalkan kita mengerti bahwa kasih sayang Tuhan tiada batas.

Ini buku tipis yang menghangatkan. Mengingatkan pada diri bahwa masih banyak orang-orang yang berjuang di luar sana. Menyadarkan kembali bahwa setiap orang memiliki keputusan yang layak mendapat penghargaan dan penghormatan dari orang lain. Serta menyemangati diri untuk tidak berhenti belajar. Pun betapa pentingnya ikhtiar dan menggantungkan asa pada Sang Pencipta.

Buku ini sangat recommended untuk Sobat Readers yang memiliki ketidakberuntungan dari circle terdekatnya, yaitu keluarga.

“…terkadang beberapa luka datang dari orang yang paling dekat, bahkan memiliki hubungan satu darah yang katanya saling sayang.”

Selain itu, buat Sobat Readers yang juga menyukai buku-buku dengan quote yang relate dengan kehidupan, buku ini akan membuatmu berdecak kagum sekaligus tersenyum—mungkin getir—lantaran menyadari seberapa persen keakuratannya dengan hidup sendiri.

Bergeser ke halaman berikutnya dalam buku, penulis menunjukkan sisi kesalnya pada keluarga besar dari sisi ibunya. Sungguh disayangkan, momen kumpul bersama yang seharusnya menjadi saat berbahagia justru menjadi sumber kekecewaan besar dalam hidup.

“Mereka hanya mampu menasihati tanpa bisa mendampingi. Terlalu ahli dalam menyalahkan diriku tanpa mau tahu cerita di balik kejadian ini. Setiap hari raya, aku hanya menjadi seonggok daging yang dibiarkan membangkai di sudut ruangan tanpa mau ada yang berinteraksi denganku. Bagi mereka, aku hanyalah pendosa yang tidak memiliki kesempatan untuk berubah. Pendosa yang tidak pantas untuk mendapatkan kebaikan di sekitarnya, termasuk keluarga.”

Rasanya miris dan hati ikut lara. Bloger cukup sentimentil pada bagian ini, sebab teringat pada kondisi seorang sahabat yang mirip.

Sampai pada akhirnya sebuah pemikiran itu muncul.

“Jika aku benar-benar tidak mau belajar, terjebak dengan rasa malas, dan terus-terusan membandingkan kehidupanku dengan mereka yang lebih beruntung, maka kehidupanku tidak akan pernah berubah.”

Ini sekilas mengingatkan bloger pada kondisi kuliah dulu. Di mana seorang teman yang mendapatkan uang bulanan lebih besar dari biaya kos satu tahun bloger. Jujurly, saat itu bloger yang hanya mampu mengantongi empat lembar uang seratus ribuan untuk sebulan merasa tertohok. Namun, apa lantas bloger harus menyalahkan kondisi orang tua sendiri? Haruskah bloger saat itu menyalahkan keadaan, karena dilahirkan dari keluarga tingkat ekonomi pas-pasan?

Baca juga : The Joy of Missing Out

Bahkan saat menuliskan testimoni ini pun, pandangan bloger masih memburam membaca potongan-potongan kalimat dalam buku ini.

Buku ini akan menemani Sobat Readers di masa bimbang sekaligus fase quarter life crisis. Berikut deretan kalimat dari penulis yang barangkali menggugah ‘singa tidur’ dalam diri pembaca.

“…ketika kamu merasa gagal karena orang tuamu tidak lagi mampu memberi kehidupan untuk mimpimu, ketika kamu merasa gagal karena semakin hari kamu kalah dengan teman-teman sebayamu, ketika kamu merasa gagal karena kamu tidak memiliki fasilitas lengkap seperti teman-teman seusiamu, aku mohon, jangan pernah berhenti untuk percaya bahwa kita akan “jadi”. Jangan pernah berhenti untuk mengejar mimpi yang rasanya begitu tidak mungkin.”

Akhir kata, terimakasih telah berbagi masa sulitmu, Yoga Maulana. Semoga setiap pejuang bisa selalu menyadari dan menemukan kekuatannya untuk bertahan serta melalui fase jatuhnya. Amin.

Untuk Sobat Readers, apa buku ini masuk dalam daftar bacamu selanjutnya? Buku yang berpeluang memberikan kesempatan untuk bertumbuh dan berkembang. Dan tingkatan tertingginya bisa jadi membantu kita menertawakan kesialan hidup itu sendiri. Ops!

NB : Sobat Readers bisa dapatkan bukunya di sini 😉

Follow akun IG @mitoreadbooks buat dapetin teman baca✨️

Cilacap, 2022年11月16日

SAVE THE CAT! WRITES A NOVEL

Judul Buku : Save the Cat! Writes a Novel

Penulis : Jessica Brody

Penerbit : Noura Books

doc. pribadi

*Blurb*

Buku ini adalah berita baik bagi Anda para penulis, apalagi jika Anda sedang ingin memulai menulis novel. Save the Cat! Writes a Novel tidak mewajibkan Anda mengikuti sebuah formula yang kaku dalam menulis cerita. Ia membantu Anda memahami pola yang ditemukan dalam banyak novel hebat sepanjang masa dan, dengan cara itu memastikan novel Anda memiliki struktur cerita yang padat dan bernas.

Save the Cat! Mengajarkan bagaimana memabngun struktur cerita dengan menggunakan templat 15 beat atau titik plot—metode yang pertama kali diciptakan untuk penulisan skenario film. Metode ini lahir setelah penciptanya, Blake Snyder, mengamati bahwa templat 15 titik plot yang belakangan dia sebut “beat sheet” itu hampir selalu ada dalam setiap film hebat Hollywood.

Dalam buku ini, Jessica Brody mengekstrapolasi metode Save the Cat! Untuk penulisan novel. Brody juga mengupas novel-novel terkenal dunia untuk menguji metode tersebut dan menyoroti 10 novel yang masing-masing mewakili genre ala Save the Cat! Untuk menunjukkan penerapan metodenya kepada pembaca.

Lalu, mengapa judulnya Save the Cat!?

Segera baca buku ini dan temukan jawabannya!

***

Bloger butuh baca buku ini. Ya, kurang lebih itulah hal yang terlintas pertama kali ketika mendengar kabar buku ini hendak diterbitkan. Secara, banyak testimoni dari para penulis keren terkait metode yang Jessica Brody paparkan di dalamnya.

Oke, Save the Cat! adalah salah satu buku nonfiksi terjemahan terkait ilmu kepenulisan. Bloger yang ingin mulai serius di dunia tulis-menulis jelas merasa perlu menyerap ilmu dari dalamnya dong.

Buku ini sebenarnya terinspirasi dari metode save the cat ala Blake Snyder yang diterapkannya pada penulisan skenario. Dalam pemikiran penulis Amerika ini, jika teori tersebut mampu digunakan membangun plot cerita dalam bentuk skenario, seharusnya bisa juga diterapkan pada cerita berbentuk novel. Dan dimulailah pemasangan 15 beat menggunakan pembedahan dari plot dalam novel-novel bestseller.

Enaknya, metode ini bisa digunakan bagi penulis pemula juga. Sebagai awalan, bloger yang sempat merampungkan beberapa ‘naskah sampah’ sebenarnya merasa ditampar dengan pembangunan plot yang dipaparkan dalam buku ini. Pasalnya, hal tersebut seolah membuktikan kualitas dari naskah-naskah milik bloger terdahulu. Selain itu, reaksi pertama pun seolah dijejali banyak sekali teori dalam satu waktu. Padat dan penuh. Bahkan terasa sesak hingga overload dalam otak. But, it’s okay. Reaksi ini wajar. Toh, proses awal kita menulis sebuah cerita pun terasa seperti ini. Dipenuhi perasaan malas, banyak alasan, merasa kurang percaya diri, apa yang perlu ditulis, dan berbagai perasaan negatif yang terasa menyesaki benak dan hati. Namun pada akhirnya, bila proses tersebut terus dilakukan secara telaten dan berulang, lama-kelamaan menjadi biasa. Bukan begitu?

Paling tidak, dengan membaca buku ini dan merasa bingung setelahnya, itu menandakan kita mulai berpikir dan merasa perlu mencari jalan keluarnya. Atau minimal tertarik untuk memperbaiki tulisan-tulisan sendiri dari tulisan-tulisan yang sudah ada. Langkah selanjutnya adalah praktik itu sendiri.

Ada banyak model plot cerita yang diterangkan dan kesemuanya bisa dibaca secara terpisah. Bahkan bisa dipelajari kembali bersanding dengan naskah yang digarap. Jadi, seakan ada yang menuntun. Pola-pola yang ditawarkan pun adalah rumus yang terstruktur.

Bloger pribadi menandai bagian-bagian penting yang ditemukan dalam buku ini. Juga, jadi lebih bisa memahami plot macam apa yang disukai banyak orang. Dengan merancang plot berdasarkan beat-beat yang ada, membuat materi tulisan terasa lebih terarah. Kemudian bagi pemula bisa mengurangi fenomena writer’s block yang kerap dikeluhkan.

Jadi tunggu apa lagi? Saatnya selamatkan ‘kucing’ kita dan mari membuat cerita dengan plot yang menggairahkan!

Ingat, menulis sendiri adalah sebuah keterampilan yang perlu diasah berkali-kali. Semakin banyak kita menulis dan bereksperimen dengan berbagai teknik ilmu menulis, maka semakin menarik pula tulisan kita. Jangan lupa barengi dengan asupan-asupan bacaan yang bergizi, ya!

Selamat membaca dan berkarya, Sobat Readers! (^_^)

NB : Sobat Readers bisa dapatkan bukunya di sini 😉

Follow juga akun IG @mitoreadbooks buat dapet teman baca✨️

Cilacap, 2022年3月1日