Meredam Bara

doc. pribadi

Kerja bagai kuda

Tak apa kamu yang bahagia

Asalkan tercukupi semua

Biar aku yang nomor dua

Meski bukan karena perkasa

Jadi, ingat buatmu semua

Kalo tidak berjuang sekuat tenaga

Mending mundur saja

Karena bersama bukan perkara senda gurau semata

Namun juga seni menemukan bahagia di saat terluka

Mari akhiri episode hari ini dengan menutup mata

Esok hari harapan masih akan tetap ada

Akhir kata, mumpung masih terjaga

Baik-baik ya, raga

Sampai jumpa

 

Desa Ngapak, 2024年5月19日

KETIKA SEORANG ISTRI DI AMBANG PILIHAN GANTI SUAMI

Judul : Ganti Suami

Penulis : Puspa Kirana

Penerbit : Bentang Pustaka

 

ganti suami
doc. pribadi

Blurb

Ketenangan Saras terkoyak. Salaganesia, bisnis keluarganya, di ujung tanduk. Ayahnya jatuh sakit dan terancam masuk penjara karena gagal membayar utang Salaganesia. Sebagai anak sulung, Saras tergerak untuk membantu keluarga. Namun, selama ini Saras lebih banyak di rumah dan sama sekali tidak paham bisnis.

Ketika akhirnya Saras turun tangan menyelesaikan masalah Salaganesia, harapan mulai tampak. Semua berkat bantuan Erlangga, mitra kerjanya yang rupawan dan penuh perhatian. Sementara itu, Dewa, suaminya, justru bersikap sebaliknya. Pria itu masih saja dingin dan tidak peduli terhadap kesusahannya.

Seolah semesta juga menentang upaya Saras, sebuah pengkhianatan terjadi tepat di depan matanya. Seluruh rencana berantakan. Salaganesia terpuruk makin dalam. Keharmonisan keluarga kecilnya terancam. Saras butuh dukungan, tetapi yang didapat justru tudingan menyalahkan dari semua pihak. Mampukah Saras menguatkan hati memilih prioritas antara keluarga dan bisnis? Dan, siapakah pria yang layak dia jadikan tempat bersandar?

***

 

Bloger menyukai cerita drama keluarga. Belakangan juga baru sadar bahwa cerita slice of life bisa menarik perhatian. Memang cerita genre ini sepintas tampak membosankan. Pasalnya sisi yang diangkat adalah rutinitas kehidupan. Sedangkan pembaca terkadang ingin ‘lari’ sejenak dari kesehariannya. Cerita semacam ini tetap mampu menghibur dengan menawarkan poin-poin tertentu yang bisa jadi terlupakan oleh pembaca di kehidupan nyata. Di sinilah daya tariknya.

Saras, seorang ibu dari dua anak dan istri dari Dewangga Ariobimo atau biasa dipanggil Dewa saja. Perempuan yang merupakan anak sulung dalam keluarga ini terpantik untuk menyelamatkan perusahaan keluarga. Sebagai orang yang awam dalam dunia bisnis, hasrat untuk melakukan sesuatu demi membenahi kondisi keluarga menjadi daya picu bagi Saras untuk mempelajari hal-hal baru. Hal ini dekat sekali dengan realita kita dalam keluarga. Di mana sebagai anggota keluarga akan terusik untuk membantu apa pun demi menstabilkan kembali kondisi keluarga. Terutama bisnis keluarga ini memiliki kenangan-kenangan dengan masa kecil serta ada perjuangan dari orangtua yang sempat dirasakan oleh Saras kecil dulu. Emosi sayang untuk langsung menjual bisnis keluarga juga muncul di sini. Jika ada kesempatan untuk kembali memperjuangkan, kenapa harus buru-buru dijual yang berarti mengakhiri masa kejayaan tempo dulu.

Baca juga : Tegar adalah Kita yang Mencoba Berdamai dengan Masa Lalu

Dengan mendapat keleluasaan dari suaminya, Dewa, Saras berlatih berkali-kali untuk menyeimbangkan antara kehidupan bisnis dan keluarganya. Ini bukan hal yang mudah. Bagi orang yang benar-benar baru, biasanya akan kesulitan sekali untuk membentuk kebiasaan baru. Meski memang dibantu dengan desakan kondisi untuk belajar lebih cepat, tetap saja benturan dari segala hal yang baru pasti akan ada. Namun, novel dengan jumlah halaman 300-an tentu memiliki timeline yang harus dicapai. Sedikit bergeser, dalam banyak kasus, perempuan kerap dihadapkan pada pilihan menyebalkan antara karier atau keluarga. Padahal, laki-laki pun punya peran tak tergantikan untuk membersamai anak. Kalau dilihat lebih dekat, sejatinya perempuan sekadar membutuhkan ruang untuk diijinkan belajar, berusaha, membuktikan sejauh mana ia bisa membuktikan diri. Jelas dukungan juga diperlukan di sini. Mungkin hampir sama ketika mengajari anak kecil, di mana ia baru belajar menghadapi hal-hal atau masalah-masalah baru dalam hidupnya. Jika ia berhasil berjuang dan bertahan, maka akan mendapat apresiasi. Sebaliknya, jika gagal, bukan lantas disalahkan dan ditinggalkan begitu saja. Perlu ada orang lain yang mengingatkan dan mengarahkan apakah si anak akan memilih meledakkan emosi atau belajar sesuatu dari setiap keputusan dan tindakan-tindakan serta akibat yang sudah ditimbulkannya.

Kembali ke Saras. Dia juga perlu mengukur diri sejauh apa dirinya bisa menjaga antara nilai/prinsip yang dipegang dengan keputusan-keputusan yang dibuat. Ya, bloger percaya bahwa perempuan juga memerlukan tanggungjawab dalam perannya. Pun bagaimana caranya untuk tetap menjaga komitmen. Dalam hal ini karena Saras sudah berumah tangga ya.

Masuk dalam dunia bisnis, sempat gemas dengan sikap Saras yang menilai sepihak pada Haura. Mencurigai adik ipar sendiri yang dengan keputusannya semakin memperpuruk keadaan bisnis keluarga. Belum lagi sikapnya yang mampu dekat dengan orangtua Saras atau mertuanya. Maaf, bloger kesal lantaran itu didasarkan pada perasaan. Memang sih suka susah untuk menebak isi hati orang. Terlalu dalam, gelap, dan serba buta. Ditambah posisi Haura juga kurang menguntungkan. Jadilah perasaan tidak suka dalam diri Saras tumbuh semakin subur. Anggap saja, bloger terbawa suasana cerita, hehe.

Baca juga : Menikmati Masa Kanak-Kanak Bersama Burlian Si Anak Spesial

Beralih pada kesempatan Saras yang berdua saja dengan Erlangga, ini juga sempat membuat bloger ikutan ketar-ketir. Bagaimana jika ada orang lain, kenalan Saras yang memergoki mereka berdua? Masalah salah paham itu suka menyebalkan sekali kalau hendak diluruskan. Kecuali sudah tertanam rasa saling percaya, ya. Duh, malah jadi panas dingin bacanya.

Saat kelebihan demi kelebihan Erlangga diperlihatkan, bloger spontan kepikiran apa sisi jelek dari orang ini? Secara, tidak ada orang yang benar-benar sempurna di dunia ini. Terlepas dari fatal atau tidak akibatnya, setiap orang pasti punya sisi jeleknya masing-masing. Masa sih karakter Erlangga ini nihil kelemahan?

Hingga mencapai bagian tengah ke akhir, bloger ikutan senang. Khususnya ketika Salaganesia mendapat kebaikan demi kebaikan pada momen Saras berada di titik puncak konfliknya. Percaya sih rasanya pasti tak karuan. Bisnis sedang di ujung tanduk, tingkah laku anak menjadi pemicu keadaan yang semakin merunyam. Dan benar saja, buah hati sempat menjadi sasaran. Ini seperti, mau bagaimanapun berusahanya diri menjaga keseimbangan dalam hidup, ujian tetap akan mengusik dan menguji. Loloskah? Terjerumuskah? Berhasil mendapatkan sesuatukah? Atau sekadar meluapkan emosi demi emosi saking merasa hidupnya seperti kapal pecah. Berantakan. Tak tahu harus mulai dari mana untuk merapikan.

Namun, kenapa novel ini layak untuk dibaca dan dirampungkan? Salah satunya adalah karena karakter Saras bertumbuh. Eh, bahkan bukan hanya Saras. Tapi beberapa tokoh yang terlibat di dalamnya. Selain itu, semesta fiksinya dekat dengan realita. Walaupun pembaca bukan seorang pebisnis, tapi imajinasinya tidak akan dibawa terbang terlalu jauh dan rumit. Ada pembelajaran yang bisa diambil dari seluruh rangkaian kisah. Asal jangan iri hati saja dengan bagian-bagian ending-nya, ya. Apalagi ketrigger untuk ingin juga. Tenang, akan ada masanya kok dunia seolah milik berdua dan yang lain mengontrak, hehe.

Ada juga rasa senang di mana karakter Dewa bisa mewakili sebagai suami dan menantu idaman dari sosok pendiam. Sikap dan respon orang pendiam yang kerap disalahartikan, tapi kehadirannya tetaplah dibutuhkan. Iya, memang responnya sempat memantik pertengkaran sebab dirasa menyudutkan dan menyalahkan. Namun, ketika semua hal itu dikomunikasikan dengan baik, dengan catatan mau saling mendengarkan dan bersedia memosisikan diri di sudut pandang yang berbeda, pada akhirnya menemukan titik terang juga. Untung Dewangga jatuh hati harga mati pada Saraswati. Ops!

Baca juga : Kontemplasi Bersama Luka Cita Utara dan Javier

Akhiran yang hangat, memberikan gambaran kondisi keluarga ideal. Walaupun pada kenyataan, tidak semua orang mendapat privilese kondisi keluarga yang ideal dalam hidupnya. Namun, bloger yakin, setiap individu mampu untuk mulai mengupayakannya. Dan akan selalu ada pilihan bagi kita untuk hidup dalam kondisi keluarga yang seperti apa.

Puas baca karya ini. Terimakasih kepada Mbak Puspa Kirana yang sudah menulis cerita menyenangkan ini.

Sobat Readers suka fiksi dengan genre apa?

 

NB : Sobat Readers bisa dapatkan bukunya di sini 😉

Follow juga akun IG @mitoreadbooks buat dapet teman baca 🤗

Desa Ngapak, 2024-4-24

Membangun Kebiasaan Baru Bersama Atomic Habit

Judul Buku : Atomic Habits

Penulis : Gramedia Pustaka Utama

Penerbit : James Clear

doc. pribadi

*Blurb*

Sebuah sistem revolusioner untuk menjadi 1 persen lebih baik setiap hari

Orang mengira ketika Anda ingin mengubah hidup, Anda perlu memikirkan hal-hal besar. Namun pakar kebiasaan terkenal kelas dunia James Clear telah menemukan sebuah cara lain. Ia tahu bahwa perubahan nyata berasal dari efek gabungan ratusan keputusan kecil—dari mengerjakan dua push-up sehari, bangun lima menit lebih awal, sampai menahan sebentar hasrat untuk menelepon.

Ia menyebut semua tadi atomic habits.

Dalam buku terobosan ini, Clear pada hakikatnya mengungkapkan bagaimana perubahan-perubahan sangat remeh ini dapat tumbuh menjadi hasil-hasil yang sangat mengubah hidup. Ia menyingkap beberapa trik sederhana dalam hidup kita (seni Menumpuk Kebiasaan yang terlupakan, kekuatan tak terduga Aturan Dua Menit, atau trik untuk masuk ke dalam Zona Goldilocks), dan menggali ke dalam teori psikologi dan neurosains paling baru untuk menerangkan mengapa semua itu penting. Dalam rangka itu, ia menceritakan kisah-kisah inspiratif para peraih medali emas Olimpiade, para CEO terkemuka, dan ilmuwan-ilmuwan istimewa yang telah menggunakan sains tentang kebiasaan-kebiasaan kecil untuk tetap produktif, tetap termotivasi, dan bahagia.

Perubahan-perubahan kecil ini akan mendatangkan pengaruh revolusioner pada karier Anda, hubungan pribadi Anda, dan hidup Anda.

“Sebuah buku yang luar biasa praktis dan bermanfaat.”

_Mark Manson, pengarang The Subtle Art of Not Giving A F*ck

“James Clear telah meluangkan waktu bertahun-tahun untuk mengasah seni ini mempelajari sains tentang kebiasaan. Buku yang menarik dan menurut partisipasi ini merupakan panduan yang Anda butuhkan untuk membongkar rutinitas buruk dan menciptakan kebiasaan-kebiasaan baik.”

_Adam Grant, pengarang Originals

Atomic Habits adalah sebuah manual selangkah demi selangkah untuk mengubah kebiasaan.”

_Books of the Month, Financial Times

“Sebuah buku khusus yang akan mengubah cara Anda mengisi hari dan menjalani hidup.”

_Ryan Holiday, pengarang buku bestseller

***

Seperti biasa, bloger yang bukan penganut tren atau sesuatu yang tengah viral ini kerap menemukan momen waktu tersendiri dalam menikmati suatu hal. Dalam hal ini membaca buku pastinya. Yeah, Atomic Habits. Setelah berbondong-bondong orang, para influencer, reviewer, dan pembaca lain menikmati isi buku yang telah dinobatkan sebagai buku Mega Best Seller serta sejak terbitan pertamanya di tahun 2018, bloger baru bisa ikutan “mengecap” manfaat dari buku bersampul dasar putih ini.

Dengan keyakinan bahwa membaca review orang lain adalah sebuah tindakan pengkhianatan pada kesan pertama dari membaca sebuah buku, bloger nyaris tak pernah membaca review orang lain sebelum membaca buku yang dimaksud. Takut juga kalau tak sengaja mengetahui spoiler terlalu banyak. Ini bisa mengurangi rasa penasaran bloger pada buku tersebut. Walaupun pada kenyataannya, setelah sempat melakukan obrolan ringan akan suatu buku tertentu, bloger justru semakin penasaran untuk membaca buku tersebut. Dengan catatan, bloger tak ingin sampai obrolan itu membuka spoiler terlalu banyak. Apalagi kalau ada plot twist. Bloger akan langsung mengganti topik obrolan. Rasa penasaran ini penting bagi bloger untuk terus tertarik pada suatu hal.

Jadi, apa itu Atomic Habits?

Ya, ini adalah buku yang membahas tentang cara menerapkan kebiasaan baru agar kita bisa berprogres ke arah lebih baik, minimal 1% setiap harinya.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa kebanyakan dari kita merasa kesulitan ketika ingin menerapkan kebiasaan baru. Padahal jelas-jelas tahu akan potensi kebaikan yang dihasilkan. Namun, faktanya memang tak semua orang bisa bertahan pada proses yang dilalui. Parahnya, mungkin ada yang baru membayangkannya saja sudah merasa berat. Contoh untuk kasus bloger, bloger tahu melatih kemampuan menulis setiap harinya dan mengikuti ragam ajang perlombaan bisa meningkatkan kualitas tulisan hingga mungkin menjadi jam terbang tersendiri. Tapi kenyataannya bloger masih kerap digelayuti perasaan malas itu sendiri. Tak usah jauh-jauh, akibat kemalasan yang menggunung, sepanjang tahun lalu (2023) bloger sama sekali absen dalam menulis testimoni di blog ini. Dampaknya, tahun ini bloger punya begitu banyak utang tulisan. Oke, mari dicicil satu per satu.

Baca juga : Mengenal Karakter Manusia Ala Surrounded by Idiots

Kembali pada isi buku yang ditawarkan oleh Om Clear ini. Beliau menawarkan 4 poin besar bagaimana menciptakan kebiasaan baru yang berdampak untuk kehidupan.

Pertama, make it obvious ( menjadikannya terlihat/terukur/jelas ). Kedua, make it attractive ( menjadikannya menarik ). Ketiga, make it easy ( menjadikannya mudah ), dan terakhir make it satisfying ( menjadikannya memuaskan/menyenangkan ).

Sebelum membedah setiap poinnya, bloger ingin menyampaikan keunikan pengalaman saat membaca buku ini. Yakni, bloger dibuat flashback ke masa lampau, di mana waktu itu baru awal-awal diri sendiri berusaha melakukan hal-hal baru. Sebagai individu awam dan pastinya mageran, saat itu bloger mencoba untuk menuliskan hal-hal yang perlu dilakukan selama sepekan. Sebenarnya ini didorong oleh kegiatan komunitas yang cukup padat. Menjadikan diri sendiri perlu mencatat hal-hal terkait pribadi, sekolah, dan komunitas yang perlu ditunaikan. Ini bertujuan agar kesemuanya berjalan dengan seimbang dan baik saja. Catatan tersebut juga membantu bloger dalam melihat keurgensiannya, sehingga tahu mana yang harus didahulukan. Dari catatan tersebut, hal yang berhasil ditunaikan akan bloger coret dengan bolpoin dengan tinta merah.

Hal kecil yang sekilas tampak sepele, tapi mengamini kalimat menarik dari dalam buku yang berbunyi, “Ketika apa pun terkesan tak ada gunanya, saya sengaja pergi menyaksikan tukang batu mengayunkan martil ke sebongkah batu cadas, mungkin sampai seratus kali, tanpa menghasilkan satu retakan pun pada cadas itu. Namun, pada hantaman yang keseratus satu kali cadas itu terbelah menjadi dua, dan saya tahu bukan hantaman terakhir yang menyebabkannya, melainkan semua hantaman yang dilakukan sebelumnya.”

Efek saat itu, yakni terselesaikannya tugas-tugas yang perlu dilakukan. Namun, efek berkepanjangan yang belakangan bloger sadari adalah bloger jadi terlatih untuk menyortir hal-hal apa saja yang menjadi prioritas dalam hidup. Kemudian mengategorikan hal-hal lainnya berdasarkan tingkat keurgensiannya. Bedanya di fase sekarang, bloger tidak lagi menggunakan buku kecil sebagai catatan tugas-tugas yang perlu dilakukan. Beberapa hal yang menduduki prioritas nomor wahid, akan langsung terpatri di kepala. Sisanya akan tertanam di memori dengan urutan tersendiri. Ini agak sulit dijelaskan, tapi hal ini terjadi begitu saja. Kalau dianalogikan sebuah program dalam komputer, semua ini sudah terprogram begitu saja. Jadi, ketika momen yang sama atau serupa menghampiri, secara otomatis program akan berjalan dengan sendirinya. Meski untuk kasus-kasus tertentu, bloger tetap menggunakan catatan. Seperti dalam pekerjaan, bloger akan tetap mencatat hal-hal apa saja yang sudah, belum, dan akan dilakukan. Ini memudahkan bloger dalam meringankan kerja otak.

Nah, lantas bagaimana sih kalau mau mencoba melakukan kebiasaan baru berdasarkan buku Om Clear ini?

Bloger akui metode yang ditawarkan Om Clear dalam buku ini lebih mudah ketimbang cara bloger dulu. Masuk di poin yang pertama, ada make it obvious ( menjadikannya terlihat/terukur/jelas ). Ini asyiknya menggunakan contoh, ya. Misal tahun ini bloger ingin hidup lebih sehat. Bagaimana? Apa Sobat Readers ada bayangan, kira-kira apa yang bloger lakukan untuk mewujudkan kebiasaan hidup lebih sehat? Belum, ya. Itu memang masih sangat umum. Mari menjadikannya terlihat/terukur/jelas. Bagaimana kalau kebiasaan hidup sehat yang akan bloger lakukan adalah jogging sepekan sekali? Sekarang tertakar, ya.

Baca juga : The Joy of Missing Out

Masuk pada fase kedua, make it attractive ( menjadikannya menarik ). Bagaimana membuat jogging sepekan sekali tadi menjadi suatu hal yang menarik? Di sini, bloger punya kesenangan untuk mendengarkan lagu-lagu bernada mellow. Atau lagu-lagu dengan tempo lambat. Bisa dibilang juga lagu akustik. Nah, bloger punya ide untuk mengawinkan dua kegiatan tersebut. Jadi, jogging sembari mendengarkan lagu-lagu akustik. Dan setelah dilakukan, rasanya begitu menyenangkan. Pagi hari di mana udara terasa masih segar dan semangat menghadapi hari baru masih bergelora disambut lagu-lagu favorit ternyata menjadi aksi healing tersendiri bagi bloger. Dalam kediaman, bloger bisa sembari berkontemplasi mengilas balik peristiwa-peristiwa hidup sendiri akhir-akhir ini.

Bergeser ke poin ketiga, ada make it easy ( menjadikannya mudah ). Agar kegiatan jogging sepekan sekali ini tak menjadi momok mingguan, maka bloger mengambil tempat yang dekat dengan rumah. Di sini, bloger memilih lokasi bandar udara. Kondisinya di akhir pekan pagi hari cukup lengang. Ada beberapa orang juga yang olahraga, tapi masih sangat kondusif untuk mencari ketenangan. Selain itu, bloger juga tak mengharuskan diri mengenakan kostum yang instagramable, sepatu olahraga mahal, dan hal-hal lainnya yang menyulitkan. Lantaran tujuan dari mencipta kebiasaan ini adalah untuk berolahraga, maka bloger cukup mengenakan kaos dan celana trening yang dipunya saja. Sepatu olahraga bahkan lungsuran dari almarhum ayah.

Untuk larinya sendiri, bloger tak mewajibkan diri untuk berlari sekencang-kencangnya serta sebanyak-banyaknya hingga peluh menetes di sana-sini. Tidak. Cukup berlari semampunya saja. Itu pun dengan lari kecil saja. Dalam hal ini, bloger memutuskan 3 kali putaran berlari kecil dan 3 putaran untuk jalan kaki sebagai pendinginan. Bisa mempertahankan jumlah ini setiap pekan saja sudah bagus. Yang penting, ketika belum bisa menambah jumlah putaran, jangan sampai turun jumlah putaran juga. Stay di angka aman. Toh, kebiasaan ini bukan ingin menjadikan bloger sebagai atlet lari. Jadi, menentukan sesuai kemampuan fisik yang dimiliki sudah bagus.

Fase keempat adalah make it satisfying ( menjadikannya memuaskan/menyenangkan ). Usai menunaikan siksaan kebiasaan baru, bloger akan memanjakan diri dengan membaca buku berteman kafein setelah mandi dan sarapan. Sungguh, ini sangat menyenangkan. Rasanya siap menghadapi masalah apa pun di dunia. Kabar gembiranya, kebiasaan jogging sepekan sekali ini sudah berjalan selama setahun lebih.

Senang bisa menikmati buku ini. Meskipun beberapa kebiasaan kecil sudah coba dipraktikkan terlebih dahulu dengan cara otodidak. Namun ketika usai membaca buku ini, jadi merasa apa yang dilakukan selama ini tervalidasi. Menariknya lagi, metode dari Om Clear ini bisa diterapkan untuk segala bidang.

Bayangkan saja, daripada Sobat Readers menerapkan banyak hal sekaligus demi cepat mendapatkan hasil, cara Atomic Habits ini jauh lebih ringan. Hanya dengan menargetkan 1% lebih baik setiap harinya, Sobat Readers memiliki peluang mencapai 37 kali lebih baik dalam setahun. Yang penting bertahan di prosesnya agar hasil terbaik juga bisa didapatkan. Dengan kata lain, cara yang ditawarkan Om Clear ini menjadikan pembacanya untuk menikmati proses sedikit demi sedikit dalam menghadapi hal baru.

Bukankah agama Islam khususnya pun menganjurkan untuk menitikberatkan pada ikhtiar atau usaha ketimbang hasil? Sebab, pada hakikatnya hasil adalah kuasa Tuhan.

Baca juga : Niksen

Atomic habit ini buku yang cocok menemani Sobat Reader yang hendak membentuk kebiasaan baru. Tak harus langsung selesai baca, Sobat Readers bisa membacanya sembari mempraktikkan teori-teori ringan di dalamnya. Sebab, buku sebagus apa pun, ketika kita sebagai pembaca tak mengamini ragam hal di dalamnya, maka itu hanya sekadar kumpulan omong kosong belaka. Maka itulah kenapa kita perlu menemukan buku yang membuat diri jatuh cinta. Bagaimana, Sobat Readers sudah mulai kepikiran untuk membangun kebiasaan baik seperti apa, nih?

Akhir kata, selamat berkencan dengan buku keren ini.

NB : Sobat Readers bisa cek harga bukunya di sini 😉

Follow juga akun IG @mitoreadbooks buat dapet teman baca✨️

Desa Ngapak, 2024年4月6日