TENANG SAJA

doc. pribadi

Jadi, gimana umur 20 tahunmu, Dek? Benarkah umur 20 tahun adalah fase seram-seramnya perpindahan dari remaja menuju dewasa?

 

“Coba, emang kenapa dengan umur 20 tahunmu, Mbak? Gejolak rasa seperti apa yang kamu rasakan di umur ini?”

 

Tanyamu di sesi deep talk kita via chatting pada suatu malam.

Umur 20, ya? Hmm, umur 20 tahun kakakmu biasa-biasa aja deh. Hahaaa…. Eh, sebentar! Oh, iya, kakakmu baru ingat sekarang! Itu adalah masa rantauan pertama. Sebelumnya, kakakmu memutuskan untuk mengajukan proposal ijin merantau ke luar kota. Terlebih untuk menempuh pendidikan. Ini adalah keputusan anak perempuan pertama yang cukup gila sih, kalau dipikir-pikir sekarang. Terlebih mengenang motivasi dibalik keinginan untuk menempuh pendidikan tersebut.

Dengan hati berdebar, kakakmu mengajukan proposal untuk kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta. Di satu sisi, keberuntungan kondisi saat itu adalah sekolah dilihat dari segi akreditasinya dan setelah riset kecil-kecilan via internet, kakakmu menemukan satu PTS yang jurusan dan biayanya dinilai terjangkau oleh kondisi ekonomi keluarga.

Apakah proposal langsung mendapat lampu hijau?

Oh, tentu nggak semudah itu Rosalinda. Bidang pendidikan dan kesehatan serta status pegawai negeri sangat menjanjikan di mata kedua orangtua dan kakak kita. Alasan mimpiku jelas mendapat pertentangan dan keluarga terus membujuk agar kakakmu ini bisa memilih jurusan yang mungkin tampak lebih rasional di mata mereka. Jujur, kecewa memang lantaran mimpi sendiri dipandang sebelah mata dari lingkup terdekat. Dan setelah beberapa hari mencari wangsit, kakakmu akhirnya berusaha memandang profesi guru sekolah dasar dari sisi yang positif. Ketika hati mencoba mematisurikan mimpi dan mencoba patuh pada opini keluarga, tiba-tiba celah kesempatan itu hadir kembali.

Baca juga : Ngomongin Masalah Hidup

Singkat cerita, kakakmu akhirnya mendapat ijin untuk merantau sesuai keinginan dan usaha riset kecil-kecilan pun nggak sia-sia. Dari sinilah peluang demi peluang untuk bertumbuh dan berkembang itu hadir. Dengan bertemu banyak orang, lingkungan baru, belajar membuat keputusan sendiri, sampai ragam sisi kepahitannya menghiasi. Hidup kalau manis doang mah nggak seru. Yee ‘kan?

Kejutan-kejutan di umur 20-mu juga kayaknya banyak yang bikin jungkir balik. Coba aja cek sendiri. Dan hal-hal mana saja yang membuatmu berbeda dari dirimu yang sebelumnya? Selain itu, mana-mana pula yang membuatmu bisa berterimakasih pada dirimu sendiri? Di samping itu, adakah di antara kesemuanya yang mendekatkanmu pada Penciptamu? Lalu, mana-mana juga yang membuatmu akhirnya menyadari sesuatu yang ada di sekitarmu?

Sebenarnya nggak wajib kalau umur ini menyeramkan untuk setiap orangnya. Hanya saja, kebanyakan mungkin di umur inilah masing-masing individu mulai membuat keputusan dalam hidupnya. Dari yang tadinya asal masuk sekolah atau ikut keputusan keluarga untuk masuk ke sekolah tertentu, tapi di umur 20 ini individu juga dituntut untuk menemukan jawab atas pertanyaan jati diri. Semacam mencari jawab dari pertanyaan, “Mau jadi apa kamu nanti?” Dan jika individu tersebut terbiasa nyaman, ya sangat mungkin umur ini terasa menyeramkan dan memberatkan. Seolah-olah masa depan suram juga membayang di depan mereka.

Kamu sendiri gimana, Dek? Punya penerawangan apa atas masa depanmu sendiri? Hehee…

Namun, daripada memikirkan masa depan yang terasa berat di depan sana, mungkin akan lebih realistis ketika kamu melakukan yang terbaik di hari ini. Ya, hari ini. Sederhananya, kalau masa lalu sudah bukan milikmu alias nggak bisa kamu apa-apakan lagi dan masa depan belum sanggup tergapai oleh tanganmu, bukankah yang kamu punya adalah hari ini? Ruang nyata yang bisa kamu perjuangkan dengan melakukan yang terbaik atau bersantai saja, atau bahkan melepaskan peluang-peluang yang ada lantaran takut mencoba. Semua pilihan ini amat dekat dalam rentang waktu hari ini.

Coba mengenang permasalahan besarmu tempo kemarin. Di mana masih ada sisa-sisa yang perlu dibereskan, apakah kamu menemukan pembelajarannya di sana? Hal yang mungkin bisa kamu tandai sebagai penyebab kesalahan di waktu lampau dan bisa diusahakan agar nggak terulang kembali di hari ini. Adakah? Selamat kalau kamu berhasil menemukannya. Itu bisa jadi privilese juga untukmu. Karena siapa bilang privilese adalah tentang kekayaan, keluarga yang memiliki power, atau fisik yang menawan. Privilese lebih luas lagi. Tentang kesempatan baik yang menghampiri, kesadaran melihat peluang dalam suatu kondisi, support system positif, circle yang mampu mengajakmu bertumbuh dan berkembang, kesediaan untuk membuat keputusan terbaik, sampai sebatas kemauan untuk melakukan yang terbaik pada setiap kesempatan yang ada.

Baca juga : Seni Memilih Jalan ‘Sulit’

Nah, ‘kan ternyata banyak. Yang belum disebutkan juga masih banyak lagi, lho. Itu semua menyesuaikan kondisi jalan hidup masing-masing orangnya.

Silakan singgahi bumi Tuhan lebih luas lagi. Selami ilmu kehidupan Tuhan lebih dalam lagi. Juga bertemulah dengan makhluk-makhluk ciptaan Tuhan lebih banyak lagi. Lalu lihat, apa yang berbeda dari dirimu yang saat itu dengan dirimu di masa lalu. Terasa misteri ‘kan? Apa pun bisa terjadi dan terwujud atas kehendak-Nya yang juga bergandengan dengan keputusan diri tentunya. Hehee…

Pusing?

Sama

Lho?

Wkwkwkwkwk

Udah, kalau belum nyampe, kita beralih ke topik lain aja dulu. Kesaman sachet kayak kita gini suka terlalu jauh menjangkau segala sesuatunya, XP

Btw, ada cerita menarik apa di momen spesialmu kali ini, Dek?

Setelah mengilas balik hal-hal yang mungkin menjadi momen kehilanganmu di usia 20 kemarin, pastinya ada momen-momen baik atau istimewa alias menyenangkan di rentang umur yang sama. Sebab Tuhan menciptakan segala sesuatunya secara berimbang. Setelah ada hujan yang mengeroyok bumi, berikutnya giliran pelangi tersenyum menghias angkasa.

Sama halnya dengan hidupmu. Sepahit-pahitnya, pasti ada manis-manisnya juga dong. Kayak kado antimainstream-mu itu. Cieeee…. Seru, ya. Dapat sesuatu yang unik dan belum pernah terbayangkan sebelumnya di hari istimewa. Terlebih memberi kesan di hati, hehe…

Ingat pada hal-hal yang dipunya pun jadi keberuntungan tersendiri kok. Kendati itu hal yang biasa di mata orang lain, tapi rasakan saja bagaimana hatimu bergetar karenanya. Sebab bisa jadi itu akan mengantarkanmu pada rasa bersyukur. Seolah hati yang sempat menyempit, melebar kembali dan siap menampung hal-hal negatif lagi untuk dinetralisir. Jadi bisa dibawa asyik kayak lagunya Chintya Gabriella yang judulnya “Nikmati Perjalanannya”, mwuehehee 😀

Baca juga : Seni Membaca Peluang

Jadilah versi terbaikmu sendiri. Mari kita jadi kemasan sachet terbaik ala sendiri-sendiri, wkwkwkwk.

Oke, deh. Akhir kata dan nggak lupa, selamat berkurang jatah umur hidup ya, Adek. Semoga di sisa umurmu semakin berkah, diberi kekuatan buat mencapai segala kebaikan yang kamu yakini dan mendapat ridho-Nya atas segala tindakan baik yang masih dalam rencana maupun yang sudah dilakukan, serta diberi kelapangan hati untuk menjalani tiap proses pembelajaran. Aamiin ya rabbal’alamiin.

Sampai jumpa di sesi deep talk selanjutnya.

 

Desa Ngapak, 2024年6月4日

Tinggalkan komentar