Asyiknya Belajar Duit dari Seekor Anjing

Judul             : A Dog Called Money

Penulis          : Bodo Schafer

Penerbit         : Bentang Pustaka

 

doc. pribadi

Blurb

 

Mengapa uang yang kita punya cepat sekali habis tak bersisa?

           Mengapa menabung untuk mewujudkan mimpi terbesar kita terasa sangat jauh dan nyaris mustahil?

           Iklan utang online ada di mana-mana. Apakah ini waktu yang tepat untuk mencoba sedikit berutang?

 

Sebagian besar dari kita pasti pernah (atau sedang?) bermasalah dengan keuangan. Bahkan, sekadar mencukupkan antara pemasukan dan pengeluaran saja terasa sangat menantang. Jika itu yang dialami, kemungkinan besar hal itu terjadi karena kurangnya pemahaman finansial yang kita dapatkan.

Bodo Schafer, ahli finansial terkemuka di Eropa, membuat gebrakan lewat A Dog Called Money. Alih-alih menulis serangkaian tip dan teori dengan istilah rumit, buku ini disajikan melalui sudut pandang seorang gadis kecil bernama Kira dan anjing bernama Money yang bisa berbicara. Dia menyisipkan berbagai pemahaman dasar mengenai uang, cara mendapatkannya, mengaturnya sesuai prioritas, hingga menginvestasikannya dengan cara yang begitu sederhana.

***

 

Satu kalimat untuk buku ini, yakni buku keuangan paling renyah yang pernah bloger baca. Selain itu, bisa menyulap pemahaman mengenai saham dan reksa dana semudah 1 + 1 = 2. Buku ini hanya setebal 190-an halaman saja, tapi isinya padat!

 

Buku Nonfiksi Rasa Fiksi

Sebuah sajian menyenangkan ketika banyaknya materi diolah dan dimasak dengan kreatif menjadi santapan yang sedap rasanya. Bagaimana istilah-istilah sulit menjelma dan menyaru dengan gurihnya rasa fiksi, sehingga meringankan kerja otak untuk mencerna definisi dengan lebih sederhana.

Lewat buku ini, pembaca diajak untuk belajar dari sudut pandang Kira. Bocah usia 12 tahun yang tak ingin mendengar topik uang dibicarakan sembari sarapan. Alasannya sederhana saja, pertama karena dia tidak tahu apa-apa tentang uang. Kedua, dia merasa tak ada satu pun dari anggota keluarga yang merasa senang ketika membahas topik tersebut. Kira memang dikisahkan berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah. Di mana orang-orang dengan tingkat perekonomian ini terbiasa untuk bekerja bagai kuda demi mencukupi ragam kebutuhan dibarengi menutup utang yang satu dengan utang lainnya.

Namun, perasaan Kira yang buta akan persoalan uang lambat laun berubah saat hubungannya dengan Money, si anjing Labrador semakin erat. Awalnya Kira sempat sangsi orangtuanya akan mengizinkannya merawat anjing hilang tersebut lantaran kondisi ekonomi keluarga yang kurang mendukung. Akan tetapi, siapa sangka keduanya justru bisa saling berkomunikasi! Bahkan tak hanya itu. Money membuat Kira belajar hal-hal baru tentang uang. Eh, tidak, tidak. Malah lebih dari itu!

Baca juga : Ternyata Menjadi Dewasa Itu … Adalah Proses Berdamai dengan Diri Sendiri

Aman untuk Pemula

Sobat Readers yang awam sekali tentang perkara uang, akan mudah mencerna kisah Kira. Malah uniknya, kalian akan merasa menjadi Kira tanpa merasa bodoh. Kemudian sepakat dengan pertanyaan-pertanyaan Kira yang lugu, namun itu pula yang kalian butuhkan jawabannya.

Apa yang Sobat Readers pikirkan tentang saham dan reksa dana juga bursa efek? Sulit? Terlalu membingungkan? Atau tak terjangkau? Tenang, kalian akan diajak berdiskusi bersama Kira dan sepupunya, Marcel, lewat perantara aksi penggagalan pencurian di rumah Bu Trenton.

Ada juga orang kaya bijak yang senang membagikan pengalaman-pengalaman berharganya. Dia juga adalah pemilik lama dari Money. Kira sempat khawatir Money akan kembali ke rumah lamanya. Namun di luar dugaan, Pak Goldstein justru memberikan kejutan-kejutan menyenangkan lainnya.

Baca juga : Membangun Kebiasaan Baru Bersama Atomic Habit

Bisa Dijadikan Panduan Menarik

Dengan mengetahui apa-apa saja yang terjadi pada tokoh-tokoh serta hal-hal baik yang mereka dapatkan dalam cerita buku ini, Sobat Readers bisa menjadikannya tuntunan guna memperbaiki kondisi keuangan pribadi. Kalau buku-buku nonfiksi kebanyakan biasanya akan menampilkan lembar-lembar worksheet yang bisa diisi atau dipraktikkan langsung oleh pembaca. Dalam buku ini, Kira akan menjadi contoh yang bisa diikuti keputusannya.

Bloger pun menerapkan beberapa poin dari buku ini untuk mengubah mindset tentang keuangan pribadi di dunia nyata. Dan menyadari bahwa sepertinya ada yang salah terkait konsep keuangan yang dianut selama ini. Isi buku ini sangat membantu. Dari memperbaiki pola pikir tentang keuangan, perlahan pembaca bisa mencoba mengelola uang dengan lebih baik. Kemudian diperlihatkan pula bagaimana menyikapi masalah-masalah keuangan yang dimiliki, seperti contohnya perihal menyikapi utang.

 

Lebih Dari Sekadar Urusan Perduitan

Sebelumnya, bloger sempat membaca postingan buku ini di akun X-nya kak Hestia. Menurutnya, buku ini tidak hanya membahas perkara uang. Dan ternyata betul. Memang pada intinya, ide besar dalam buku ini adalah apa dan bagaimana mengelola uang itu sendiri. Akan tetapi, bloger pun dibuat melek untuk tahu adanya hubungan erat antara uang dengan pribadi si penerima uang. Sampai sini Sobat Readers bisa membayangkan asyiknya membaca buku ini?

Pun ada kaitannya dengan besarnya nominal yang bisa didapatkan. Kalau selama ini bloger sekadar bekerja demi mendapatkan uang, poin-poin dalam buku ini bisa menambah nilai diri untuk layak menggeser nominal uang yang didapatkan. Menarik bukan?

 

Kutipan Membangun Dari Buku

Sejak dulu, bloger memang senang dengan kutipan-kutipan bernada positif. Dari sini biasanya ada yang relate dengan kehidupan pribadi, sehingga ketika bertemu momen menemukannya bak mendapatkan sebuah pencerahan. Selanjutnya, dari sini kutipan tersebut menjelma menjadi pengingat atas tingkah laku pribadi. Dari buku ini ada banyak kutipan yang bisa ditandai untuk dijadikan poin-poin sandaran dalam berlatih di kehidupan nyata.

Berikut beberapa di antaranya :

 

“Aku juga berpendapat uang bukanlah yang terpenting dalam hidup. Tetapi, uang akan menjadi sangat penting ketika jumlahnya tidak cukup,”_Money, hal. 11

Ini bisa dibilang tamparan awal saat baca buku ini.

 

“Sebagian besar orang tidak tahu persis apa yang mereka inginkan. Mereka cuma tahu bahwa mereka ingin lebih.”_Money, hal. 17

Ini membuat pikiran bloger melayang. Sebab, di titik-titik tertentu bloger memang menginginkan lebih. Padahal, mungkin itu adalah efek dari rasa nelangsa lantaran tidak bisa sebebas orang lain dalam membeli apa yang diinginkan. Padahal kalau dilihat lebih dekat, kebutuhan utama bloger masih tercukupi.

 

“Terlalu banyak orang di luar sana yang menunda mengambil tindakan karena merasa harus memahami dahulu seluruh seluk beluk dari tindakan yang akan mereka lakukan.”_Money, hal. 19

Ini jelas tamparan kedua. Sebab relate dengan kehidupan sendiri. Suka terlalu perfeksionis untuk memulai sesuatu. Padahal sejatinya hanya perlu membuat langkah pertama untuk selanjutnya bisa terus memperbaiki.

 

“Mengetahui cara mendapatkan sesuatu tidaklah penting, justru jauh lebih penting mengetahui apa yang betul-betul kau inginkan. Jika tidak, kau akan menyerah begitu membentur rintangan pertama.”_Money, hal. 33

Buat bloger, jleb momen kalimat ini adalah saat ingin mempertahankan sebuah nilai. Lalu, diri sendiri akan bertanya-tanya. Sudah benarkah nilai yang selama ini dipertahankan? Atau perlu adanya revisi dan revolusi? Karena sejatinya cara pikir manusia beserta keputusannya adalah hal yang sifatnya dinamis.

 

“Kepercayaan diri kitalah yang menentukan akankah kita meyakini kemampuan diri sendiri atau tidak. Jika kita tidak memiliki keyakinan terhadap sesuatu, kita tidak akan mengambil langkah pertama. Dan jika kita tidak mengambil langkah pertama, takkan ada apapun yang terjadi.”_Money, hal. 35

Hingga saat ini, bloger masih kerap menemukan momen-momen yang membuat percaya diri memudar. Terlebih pribadi yang kurang nyaman menjadi pusat perhatian. Namun, benarkah tidak apa-apa jika diri melewatkan peluang untuk melihat hasil begitu saja? Terlepas dari bentuk hasil tersebut baik ataupun buruk.

 

Dua buah nasihat ;

Pertama, selalu usahakan untuk memecahkan persoalan orang lain. Dengan begitu, kita akan selalu mendapatkan uang yang lumayan.

Kedua, bekerjalah dengan apa yang kita ketahui, apa yang bisa kita lakukan, dan apa yang sudah kita miliki.

Nasihat-nasihat di atas memberikan pencerahan pada bloger.

 

“Itulah kekeliruan sebagian besar orang yang kesulitan menyambung hidup. Karena banyak sekali perkara mendesak yang selalu saja harus dikerjakan. Mereka tidak pernah meluangkan waktu secara sadar untuk mengurus perkara yang benar-benar penting.”_Money, hal. 59

Tamparan ketiga di mana hal ini menjadi pengingat bloger untuk lebih fokus pada hal apa yang benar-benar ingin dilakukan. Memang sesekali membuat nelangsa dan miris. Namun, masih ada celah untuk menjadikan kedua sisi tersebut akur.

 

“Mereka ingin mengubah situasi yang mereka hadapi, tetapi tidak menyadari bahwa mereka harus mengubah diri sendiri terlebih dahulu.”_Money, hal. 60

Manusia senantiasa berubah-ubah. Segala keputusannya akan selalu dipengaruhi oleh situasi dan kondisi yang dialami. Akan tetapi, jika itu tidak berasal dari dalam diri sendiri, maka pondasinya akan lemah.

 

“Sebesar apa penghasilan kita bergantung pada sebesar apa kepercayaan diri kita. Dan supaya rasa percaya diri itu tumbuh, kita harus berfokus pada macam-macam hal yang bisa dilakukan, bukannya pada hal yang tidak bisa dilakukan.”_Kira, hal. 116

Awal memutuskan untuk upgrade diri, bloger belajar banyak hal sampai rasanya kusut. Bagaimana tidak? Sebegitu banyaknya hal baru harus dipelajari, belajar sendiri jelas butuh proses, butuh waktu sedikit demi sedikit, sedangkan hasil kerap mengkhianati. Memang dilema. Namun, reminder dari Kira ini membuat bloger termenung sejenak serta mulai berpikir untuk mengerucutkan apa-apa saja yang bisa dilakukan dan tidak.

 

“Pengalaman terbaik dalam hidup kuperoleh ketika melakukan sesuatu yang kutakutkan.”_Pak Hannigan, hal. 127

Banyak yang bloger dapatkan dari keberhasilan menaklukkan ketakutan sendiri.

 

“Banyak orang yang hidupnya hancur karena mereka enggan menghadapi masalah, kesalahan, dan rasa malu.”_Money, hal. 132

Ini membuat bloger berpikir, maukah diri sendiri menjadi the next person yang hancur hidupnya lantaran menghindari masalah?

 

“Tidak usah berduka karena kehilangan. Bersyukur saja karena yang hilang itu dulu pernah kita miliki.”_hal. 185

Setiap orang punya hak untuk merespon sesuatu. Dan bloger cenderung pada hal yang membuat hati adem saja.

 

Menyenangkan bisa menjadi salah satu pembaca dari buku bersampul warna kuning ini. Bloger mendapatkan kejutan-kejutan manis untuk memperbaiki hidup sendiri. Padahal sama sekali tidak berekspektasi sejauh ini sebelum membaca. Terimakasih kepada penulis yang telah berhasil menyajikan buku keuangan dengan gurih. Yang mampu menjangkau kehidupan ekonomi rendah. Serta memberikan pengertian dengan bahasa yang lebih mudah dipahami.

Baca juga : Insecurity is My Middle Name

Bagaimana? Apa Sobat Reders tertarik untuk membenahi hidup sendiri melalui pengetahuan dalam buku ini? Atau justru menyadari bahwa umur Kira terlalu muda dalam belajar soal keuangan? Karena usia remaja adalah saatnya bermain dan berpuas-puas diri semata.(^_^)

 

Desa Ngapak, 2024年6月6日