INSECURITY IS MY MIDDLE NAME

 

Judul Buku     : Insecurity Is My Middle Name

Penulis            : Alvi Syahrin

Penerbit          : Alvi Ardhi Publishing

doc. pribadi

*Blurb*

  1. Kenapa good-looking yang selalu dipilih?
  2. Lalu, siapa yang akan memilihku?
  3. Aku juga kayaknya nggak bisa apa-apa deh.
  4. Skill apa, ya, yang cocok buat aku?
  5. Tapi, aku harus mulai dari mana, ya?
  6. Aku bukan malas, hanya takut gagal lagi.
  7. Dan, aku malu, belum bisa banggain orangtua.
  8. Dan, aku kalah jauh dari teman-temanku.
  9. Jujur, aku iri sama pencapaian mereka.
  10. Nggak ada yang bisa dibanggakan dariku.

 

Tapi, di sinilah kamu, menyentuh buku ini, trying to feel something, trying to be something, dan kamu sudah ada di langkah yang tepat, karena di buku ini, ada 45 bab yang membantumu berdamai dengan insecurity-mu.

***

Kondisi sakit adalah saat di mana bloger membaca buku terbaru dari Alvi Syahrin ini. Bukan mau mendrama. Tapi, bloger merasa memang tengah berada di fase tidak bagus. Pilihan hidup yang terasa membuat bimbang karena tak kunjung memperlihatkan hasil.

Ya, insecurity pasti dialami setiap manusia. Terlepas manusia tersebut mau mengakuinya atau tidak. Di titik ini, bloger merasa lelah pada satu sisi. Namun, sisi yang lain merindukan di mana sosok diri yang terus bersemangat dalam keadaan apa pun? Sosok diri yang giat dan tekun pada perjuangan atas pilihan yang telah diambil. Sakit memang. Berat memang. Namun, sosok diri tersebut masih terus bisa menemukan alasan untuk tertawa bahkan mentertawakan kehidupan sendiri. Merasa bodoh dengan pilihan sendiri. Akan tetapi, sekali lagi, sosok diri tersebut tetap sadar sepenuhnya akan pilihan yang diambil.

Setiap pilihan memang tidak menawarkan kemudahan. Apalagi kesuksesan. Tidak. Setiap pilihan akan mengarahkan diri pada jalan perjuangan yang harus dilalui. Seberapa banyak batu kerikil hingga bongkahan yang menghiasi. Juga sebanyak apa tikungan bahkan persimpangan jalan yang ada. Jika pada buku sebelumnya bloger merasa ada yang menepuk pundak dengan sabar dan penuh pengertian. Di kesempatan membaca kali ini, penulis 4 buku ini tetap menemani. Ia selayaknya teman mendengarkan yang menyenangkan. Tanpa interupsi. Bahkan kalimatnya cenderung mencoba mengertikan kondisi pembacanya.

Padahal sudah bukan sekali dua kali bloger merasa di titik seperti ini. Sejauh perjuangan hingga detik ini, naik-turun dan pasang-surut kondisi selalu bloger alami. Dari yang merasa sangat yakin dengan keputusan diri sendiri hingga meragukannya. Padahal tak ada orang yang benar-benar mengatakannya. Sekadar overthinking bahkan bisa menjerumuskan ketika tak dikelola dengan baik.

Meski dalam kondisi kurang sehat, bloger yakin, harus ada perubahan yang dilakukan. Tanpa melakukan apa-apa, maka tidak akan ada perubahan. Entah itu ke arah lebih baik atau bahkan terpuruk sekalipun. Sebab, hukumnya sudah jelas. Tak ada hasil yang benar-benar akan kita ketahui tanpa mencoba apa pun. Jadi, lebih baik mencoba daripada berdiam diri.

Sekali lagi dan ini entah untuk yang keberapa kalinya, bloger kembali untuk bangkit. Untuk melanjutkan apa yang sudah dimulai. Belajar kembali kemampuan apa yang benar-benar ingin dimiliki. Mencoba untuk menjadi ahli dalam satu hal pilihan, maka insya Allah rezeki akan mengalir dengan sendirinya atau seperti kata orang-orang, menjadi bonus.

Terimakasih untuk menulis buku ini. Buku yang sangat bersahabat. Sobat Readers pun pasti akan menyukainya. Mari kita menyembuhkan diri bersama-sama. Bahwa tidak apa-apa untuk memiliki dan menyematkam insecurity sebagai nama tengah kita.

Selamat membaca! (^_^)

 

NB : Sobat Readers bisa dapatkan buku ini melalui tautan berikut 🙂

 

Cilacap, 2021年6月27日

Satu respons untuk “INSECURITY IS MY MIDDLE NAME

Tinggalkan komentar